Jakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat yang lebih dikenal Baznas membuat terobosan di bidang pendidikan dengan meluncurkan program satu keluarga satu sarjana (SKSS).
Peluncuran program tersebut digelar di auditorium Kementerian Agama, Jakarta, Rabu.
Hadir dalam acara itu selain Ketua Umum Baznas Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin MSc juga Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam dan sejumlah pejabat Kemenag dan para rektor perguruan tinggi agama Islam negeri ( PTAIN).
Didin dalam sambutannya mengatakan, pendidikan berbasis Islam memiliki kekuatan dalam menyebarkan agama Islam. Disisi lain Baznas melihat perlunya PTAIN didukung agar para lulusannya dapat dimanfaatkan untuk memberi pemahaman tentang syariat yang diajarkan, termasuk masalah zakat yang menjadi rukun islam ketiga.
Melalui program SKSS, kata Didin, diharapkan keluarga tak mampu dapat menghasilkan sarjana mandiri, mampu mengembangkan wilayah sebagai sebagai solusi pemerataan pembangunan dan pengurangan konsentrasi kemiskinan.
Selanjutnya para lulusannya dapat menjadi duta zakat pada masa mendatang, kata Didin.
Dalam kaitan ini Baznas memberi beasiswa berupa uang kuliah dan saku kepada 220 mahasiswa di 22 PTAIN dari selurih Indonesia.
Masing-masing PTAIN diberikan penyaluran beasiswa untuk 10 mahasiswa yang sudah diverifikasi pihak kampus sesuai kriteria dari Baznas. Jumlah penyaluran ini mencapai Rp1.634 milyar untuk jangka waktu setahun.
Sekjen Kemenag Bahrul Hayat menyambut gembira adanya program SKSS yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun kebangkitan nadional, 24 Mei 2008, di Kementerian Pendidikan Nasional.
Program beasiswa SKSS yang implementasinya melibatkan berbagai pihak diharapkan dapat membuahkan hasil.
Sebelumnya program serupa juga diberikan kepada 10 mahasiswa pwrguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Gajahmada, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Hadanuddin, Universitas Mulawarman, dan Universitas Airlangga.
Bahrul juga berharap program ini dapat dikembangkan terus.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011