Jakarta (ANTARA) - Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk David Pirzada mengatakan portofolio hijau BNI mencapai Rp172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI pada 2021.
Pembiayaan hijau BNI pun tumbuh 23,67 persen dibandingkan tahun 2020 yang tercatat senilai Rp139,4 triliun dengan porsi 25,4 persen dari total portofolio kredit BNI.
"Pembiayaan hijau 2021 ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp117 triliun," kata David dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
Baca juga: Menkeu: Pembenahan tata kelola undang investor pembiayaan hijau
BNI tahun ini berencana memperkuat keuangan berkelanjutan dengan terus melakukan ekspansi program kemitraan, pemberdayaan, sekaligus pendampingan mitra dan debitur di sektor berkelanjutan, tidak hanya ke UMKM di sektor usaha pengelolaan lingkungan, tapi juga sampai korporasi yang mengimplementasikan sistem produksi ramah sosial dan lingkungan.
Perseroan pun proaktif mendorong segmen korporasi ini untuk melakukan transformasi secara aktif yang akhirnya berdampak pada penyaluran kredit investasi.
"Kami juga berencana menerbitkan green bond tahun, yang tentunya akan menjadi sumber dana untuk meningkatkan eksposur BNI lebih kuat lagi di sektor hijau," imbuhnya.
Sebagai informasi, implementasi keuangan berkelanjutan BNI tahun ini pun telah mendorong peningkatan rating ESG BNI dari Morgan Stanley Capital International atau MSCI menjadi A sejak November 2021.
Baca juga: Peneliti sarankan pembentukan "green banking" untuk danai proyek energi terbarukan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022