London (ANTARA News) - Harga minyak dunia di pasar London "mixed" atau bervariasi pada Selasa waktu setempat, di tengah berlanjutnya ketegangan investor atas krisis utang zona euro yang memburuk, dapat mengurangi selera global untuk energi, kata para pedagang.
Pasar juga terpukul oleh kenaikan greenback, yang membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah, sehingga membatasi permintaan.
Minyak Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 22 sen menjadi 117,02 dolar AS pada akhir transaksi sore di London.
Tapi kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus, turun 96 sen menjadi 96,11 dolar AS per barel.
Pasar global merosot pada Selasa, memperpanjang aksi jual besar-besaran pada Senin karena meningkatnya kekhawatiran bahwa krisis utang telah menyebar ke Italia dan Spanyol yang dililit utang.
"Dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa Italia, ekonomi terbesar ketiga zona euro, tidak akan mampu membiayai kembali utang karena biaya pinjaman yang lebih tinggi, pedagang minyak mengkhawatirkan kontraksi yang signifikan di permintaan Eropa dalam jangka pendek,"
kata analis Westhouse Securities, Peter Bassett.
Biaya pinjaman untuk pemerintah Italia dan Spanyol naik tajam lebih tinggi pada Selasa.
Dan perbedaan antara imbal hasil atas obligasi pemerintah Italia dan Spanyol di satu sisi, dan tingkat ombal hasil obligasi Jerman di lain, juga pada tingkat tertinggi sejak penciptaan zona euro - sebuah ukuran penting yang meningkatkan kegelisahan para investor.
Dalam reaksi, mata uang tunggal Eropa jatuh ke level terendah empat bulan 1,3837 dolar pada awal Selasa.
Minyak mentah berjangka juga telah tertekan minggu ini oleh meningkatnya langkah Beijing untuk menjinakkan inflasi China yang melonjak, mencapai tertinggi tiga tahun bulan lalu.
"Sementara utang zona euro membebani pikiran investor, dolar yang menguat menekan emas hitam karena produk ini diperdagangkan dalam dolar secara global, yang berarti setiap kenaikan mata uang dolar membuat minyak mentah lebih mahal," kata analis Capital
Spreads, Simon Denham.
"Dan untuk menambah bahan bakar untuk api, ekspektasi bahwa China berupaya keras mengatasi inflasi bisa berarti bahwa permintaan akan memburuk membantu komoditas jatuh lebih lanjut."
China dalam beberapa bulan terakhir telah memperketat kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi, tetapi beberapa analis khawatir Beijing mungkin bertindak terlalu jauh sehingga memicu perlambatan
tajam di konsumen energi kedua terbesar dunia itu.
Sementara itu, pasar minyak masih belum pulih dari laporan suram pekerjaan di Amerika SerikatJ umat lalu, yang merupakan negara konsumen minyak terbesar di dunia.
OPEC secara luas mempertahankan proyeksi permintaan minyaknya tahun ini tetap dan memperkirakan pertumbuhan permintaan stabil tahun depan, mengatakan pada Selasa bahwa kekuatan pemulihan ekonomi
tidak jelas.
Permintaan minyak tahun ini akan menjadi 88,18 juta barel per hari, sebuah kenaikan 1,36 juta barel per hari dari tingkat tahun 2010, kata OPEC, naik menjadi 89,50 juta barel per hari pada 2012.
Menurut laporan AFP, OPEC berkomentar: "Sebuah ekonomi dunia yang goyah berdampak negatif terhadap pasar minyak dan mengakibatkan berbagai ketidakpastian yang tinggi untuk jangka pendek."
(Uu.SYS/A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011