Makassar (ANTARA News) - Semua pesawat yang akan terbang menuju Bandar Udara Hasanuddin Makassar Rabu (25/1) ini, diminta untuk mengisi penuh tangki BBM-nya, karena stok avtur di bandara internasional itu sangat tipis. "Kami berharap semua pesawat yang akan menuju Makassar mengisi BBM yang cukup untuk penerbangan lanjutan dari Makassar ke tujuan berikutnya," kata Arief Mappagilling, Kepala Kantor Administrator Bandara Hasanuddin Makassar, Rabu. Menipisnya stok avtur di bandara internasional ini disebabkan terlambatnya suplai dari PT. Pertamina UPms VII Makassar. Akibatnya, sejak Rabu pagi hingga petang, sebanyak 18 penerbangan terpaksa tertunda pemberangkatannya antara setengah sampai satu jam karena harus menunggu bantuan BBM dari TNI AU dan sisa stok milik Pertamina di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU). TNI AU sendiri, katanya, telah mensuplai stok miliknya untuk pesawat-pesawat komersial itu sebanyak 150 Kilo Liter (KL), sementara sisa stok milik Pertamina saat ini tinggal sekitar 111 KL. Sejumlah penerbangan yang tertunda itu di antaranya pesawat milik Garuda Indonesia, Adam Air, Lion Air dan Merpati. "Yang paling banyak adalah Lion Air," tambahnya. Arief sendiri adalah salah satu `korban` penundaan penerbangan pesawat Lion Air tujuan Jakarta gara-gara kekurangan avtur itu. Rencananya ia akan berangkat ke ibukota negara untuk mengikuti rapat rekonsiliasi keuangan di Departemen Perhubungan, namun setelah kasus kehabisan avtur muncul, ia diperintahkan untuk tetap siaga di bandara guna menangani permasalahan bahan bakar tersebut. Sementara itu, pejabat Humas PT. Pertamina UPms VII Sulawesi, Julian Iskandar mengatakan, keterlambatan pasokan avtur ke bandara disebabkan tanker BBM MT. Bunga Kerayong yang mengangkut 17.000 KL avtur terlambat masuk Makassar karena gangguan cuaca. Namun demikian, Pertamina masih memiliki sisa stok 71 KL di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Hasanuddin dan 40 KL di Instalasi Pertamina Makassar. Stok ini akan segera dikeluarkan untuk melayani kebutuhan delapan pesawat yang terparkir di apron bandara itu namun setiap pesawat hanya mendapat jatah tiga kiloliter. Dari 17.000 KL yang diangkut MT Bunga Kerayong itu, jatah untuk Makassar adalah 6.000 KL sesuai dengan kapasitas tangki yang tersedia. MT Bunga Kerayong ini seharusnya masuk Makassar hari Selasa (24/1) pukul 17.00 Wita, namun akibat cuaca buruk, kapal tersebut baru akan tiba sekitar pukul 16.00 Wita. Dengan demikian, suplai BBM ke bandara baru akan kembali normal pada hari Kamis (26/1), sebab proses bongkar-muat BBM membutuhkan waktu antara 6 hingga 10 jam. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006