Jakarta (ANTARA) - Direktur kreatif rumah mode Valentino, Pierpaolo Piccioli, memamerkan koleksi adibusana musim semi-musim panas 2022 yang inklusif dengan menampilkan model yang memiliki keragaman latar belakang, terlepas dari bentuk tubuh dan usia.

Piccioli mengatakan dirinya selama ini telah memikirkan kembali mengenai bentuk tubuh dalam dunia mode. Proporsi model yang dianggap ideal selalu diulang-ulang dan diikuti oleh rumah mode. Menurutnya, kini sudah waktunya untuk melakukan perubahan.

“Kreativitas, sebagai kehidupan itu sendiri, hanya mungkin terjadi di lingkungan yang tidak homogen,” kata Piccioli, dikutip dari Associated Press pada Jumat.

Baca juga: Petugas peragaan busana Valentino gunakan masker

Pertunjukan koleksi bertajuk “Anatomy of Couture” itu berlangsung di Place Vendome, Paris, pada Rabu (26/1) waktu setempat.

Tradisi couture atau adibusana biasanya selalu menampilkan desain busana dengan proporsi tubuh yang kurus dan ramping serta menampilkan model yang didominasi orang kulit putih.

Pada pertunjukan busana kali ini, Valentino menggunakan model perempuan dari berbagai latar belakang ras dan usia, bahkan ada pula model berusia 60-an. Sekitar 32 dari 64 penampilan busana rancangan rumah mode itu dimodelkan oleh orang non-kulit putih.

Kritikus mode Asia-Amerika, Long Nguyen, menilai bahwa apa yang ditampilkan Valentino sebagai sebuah momen perubahan yang harus disambut dengan baik.

“Ini adalah perubahan yang disambut baik di Valentino untuk merangkul usia, tubuh, dan keragaman ras ke dalam tradisi adibusana. Ini adalah proses yang memakan waktu terlalu lama di rumah mode mewah,” katanya.

Koleksi bertajuk “Anatomy of Couture” itu menampilkan berbagai desain dan potongan busana, termasuk gaun putih berbahan viscose crepe yang memiliki potongan bergelombang di bagian dada untuk memberikan kesan ceria dan modern.

Ada pula jubah (cape) sifon biru tengah malam yang cukup tipis dan transparan. Pada busana lainnya, Valentino menampilkan corak bunga-bunga, sutra, dan warna-warna cerah.

Pada pekan lalu, rumah mode Kenzo juga meluncurkan koleksi desainer Jepang, sejak pendirinya Kenzo Takada. Nigo menjadi desainer Asia kedua yang memimpin label mode besar Eropa itu, bersama Rhuigi Villaseñor dari Bally dari Filipina-Amerika. Penunjukannya dipandang sebagai tonggak sejarah karena industri mode kerap ditantang untuk menjawab pertanyaan mengenai keragaman ras.

Baca juga: Valentino luncurkan koleksi abaya adibusana untuk perempuan berhijab

Baca juga: Interpretasi mimpi Valentino melalui pertunjukan busana serupa sirkus

Baca juga: Ada "aroma" Lady Gaga di parfum terbaru Valentino

Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022