Pertemuan G20 merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan geliat ekonomi Indonesia khususnya di NTB
Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Komisi IX DPR RI mengecek kesiapan Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan KTT G20.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI H Ansory Siregar mengatakan terdapat sejumlah hal yang menjadi atensi Komisi IX DPR dalam persiapan NTB sebagai salah satu tuan rumah G20, di antaranya, kondisi NTB menghadapi COVID-19, vaksinasi yang sudah dilakukan, dan langkah-langkah persiapan NTB dalam menyambut delegasi G20.
"Informasi-informasi ini menjadi atensi bagi kami dalam mewujudkan terselenggaranya kegiatan G20," ujarnya saat menggelar pertemuan dengan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Kamis.
Menurutnya, pertemuan G20 merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan geliat ekonomi Indonesia khususnya di NTB.
Pasalnya, dengan 20 negara anggota organisasi internasional dan negara undangan, terdapat sekitar 6.500 delegasi yang akan hadir dalam pergelaran tersebut dan banyak sektor yang dapat diuntungkan.
"Ini akan menjadi momen yang tepat sebagai pembukaan kembali tujuan wisata ke Indonesia. Selain itu dapat mendongkrak ekonomi, kerja sama dan investasi dengan negara anggota. Banyak sektor yang akan diuntungkan dalam pergelaran ini," ucapnya.
Mengenai kemungkinan adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi NTB dalam persiapan kegiatan tersebut, Komisi IX DPR RI akan selalu membuka aspirasi dan masukan dari seluruh stakeholders.
Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah provinsi dan kabupaten kota di NTB untuk bersama-sama mewujudkan penyelenggara G20 dengan menciptakan citra yang baik bagi Indonesia khususnya NTB di kancah dunia.
Sitti Rohmi Djalilah menyatakan kesiapan pemerintah provinsi menjadi tuan rumah pada pertemuan G20.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub NTB menyampaikan mengenai kondisi COVID-19 di NTB.
"NTB saat ini masih pada PPKM level 1. Saya dapat sampaikan untuk COVID-19 di NTB saat ini aman dan terkendali," ujarnya.
Meskipun NTB dalam kondisi terkendali, namun kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Penguatan dalam pelaksanaan prokes 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi.
Termasuk 3T (testing, tracing, treatment) harus dimaksimalkan. Begitu juga percepatan vaksinasi minimal menuju capaian 70 persen pada dosis dua untuk kesiapan pertemuan G20.
"Untuk vaksin pada dosis dua saat ini kami masih sampai pada 60 persen. Saat ini, kami terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi dosis kedua hingga 70 persen," ucapnya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah merancang upaya-upaya persiapan NTB menjadi tuan rumah pertemuan G20. Salah satunya menerapkan sistem bubble bagi delegasi-delegasi yang akan datang.
Penerapan sistem bubble ini juga akan dilaksanakan pada pelaksanaan MotoGP pada Maret mendatang.
"Jika semua prosedur kedatangan, baik itu wisatawan atau delegasi sudah dilaksanakan dengan baik dan ditambahnya penerapan sistem bubble, maka potensi penyebaran COVID-19 bisa ditekan," katanya.
Baca juga: DPR: Indonesia harus ajak negara maju atasi perubahan iklim
Baca juga: Menko Airlangga dorong lembaga audit G20 turut dalam pemulihan ekonomi
Baca juga: Kemenkeu dan Kemenkes negara G20 tingkatkan kolaborasi dalam 2nd JFHTF
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022