Padang (ANTARA) - Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Provinsi Sumatera Barat di TPU Aia Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang dipastikan bisa memusnahkan limbah sisa penanganan pasien COVID-19 varian Omicron yang mulai terdeteksi di daerah itu.
"Fasilitas ini memiliki dua ruang pembakaran (chamber) dengan suhu 800 derajat celcius dan 1.000 derajat celcius. Dengan suhu demikian tinggi dipastikan virus varian Omicron yang kemungkinan melekat dalam limbah medis bisa dimusnahkan. Residu hasil pengolahan dipastikan aman," kata Sesditjen PSLB3 Kementerian LHK Sayid Muhadar di Padang, Kamis.
Ia mengatakan hal itu saat meresmikan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Fasyankes Provinsi Sumatera Barat bersama asisten II bidang ekonomi Sumbar, Benny Warlis dan anggota Komisi IV DPR RI Hermanto.
Ia mengatakan fasilitas pengolahan limbah B3 medis yang dibangun di Sumbar adalah salah satu yang terbesar di Sumatera dan menggunakan teknologi canggih.
Baca juga: Sumbar segera operasionalkan pemusnah limbah B3 berkapasitas 7 ton
Baca juga: Pemprov Babel siapkan lokasi pengelolaan limbah medis
Selain limbah medis COVID-19, fasilitas itu juga bisa memusnahkan limbah medis dari ribuan fasilitas kesehatan di provinsi itu, yang selama ini harus diangkut ke Jawa.
"Data kami, selama ini 84 persen limbah medis Sumbar dibawa keluar daerah setiap tahun untuk dimusnahkan. Dengan adanya fasilitas ini akan lebih memudahkan pemusnahan limbah yang berbahaya itu.
"Intinya KLHK tidak mau limbah B3 medis ini mencemari lingkungan dan berpotensi menyebarkan penyakit pada masyarakat," katanya.
Namun, ia mengingatkan peresmian fasilitas itu baru langkah awal karena harus dilanjutkan dengan proses organisasi, penguatan manajemen dan pengoperasian.
"Segera siapkan lembaga untuk menjalankan fasilitas ini," katanya.
Selain fasilitas pengolahan limbah, KLHK juga menyerahkan bantuan berupa truk dan kendaraan roda tiga guna menunjang operasional fasilitas tersebut.
Anggota Komisi IB DPR RI Hermanto menyatakan fasilitas itu akan meningkatkan efisiensi biaya pengolahan limbah B3 medis di Sumbar sekaligus mengurangi potensi kebocoran yang menyebabkan kerusakan lingkungan selama perjalanan dari Sumbar ke tempat pemusnahan limbah di Jawa Timur.
"Ke depan fasilitas ini bisa menampung limbah B3 medis dari provinsi sekitar seperti Jambi, Bengkulu, Riau bahkan Sumatera Utara bagian Selatan," katanya.
Asisten II bidang Perekonomian Sumbar, Benny Warlis mengatakan fasilitas yang dibantu oleh KLHK itu dipastikan aman dan tidak mencemari lingkungan karena dibuat oleh ahlinya.
"Ini bisa menampung 7 ton limbah B3 medis dari 2.800 fasilitas kesehatan di provinsi itu setiap hari," katanya.
Ke depan, fasilitas itu diharapkan bisa pula menghasilkan pendapatan bagi daerah. Untuk itu lembaga dan manajemen akan disiapkan secepatnya.
Pemprov Sumbar juga akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jalan dari TPU ke arah fasilitas pengolahan limbah yang saat ini masih belum maksimal.*
Baca juga: Polisi temukan limbah medis capai 6 ton di bekas Gedung BKMM NTB
Baca juga: Polisi usut penyebab limbah medis berserakan di bekas Gedung BKMM NTB
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022