Kami optimis perbankan akan membantu memberikan dana untuk mendorong peningkatan produksi baja nasional karena prospek ke depan sangat besar.

Jakarta (ANTARA News)- Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto menegaskan bank-bank di dalam negeri siap memberikan dukungan dana untuk pengembangan industri baja nasional apalagi kebutuhan baja di dunia pasca gempa bumi dan stunami cenderung meningkat.

"Kami optimis perbankan akan membantu memberikan dana untuk mendorong peningkatan produksi baja nasional karena prospek ke depan sangat besar," katanya yang juga Vice President Chief Ekonomi PT BNI, di Jakarta, Selasa.

Menurut Ryan Kiryanto dalam seminar "Kesiapan Industri Baja Menghadapi Revitalisasi Industri Strategis",
industri baja akan menjadi lokomotif bagi pertumbuhan ekonomi nasional apabila didukung oleh pemerintah, parlemen, dan mitra usaha (swasta).

Namun industri baja nasional akan berkembang lebih cepat apabila didukung infrastruktur yang terus berjalan dengan baik, kata dia.

Perbankan, lanjut Ryan saat ini memiliki kelebihan dana yang belum dapat disalurkan, bahkan pemerintah sendiri memilki Rp600 triliun yang juga belum dimanfaatkan.

Karena itu modal yang dibutuhkan untuk pengembangan industri baja nasional tidak ada masalah, hanya perlu pelaksanaannya saja, katanya.

Ia mengatakan, industri baja nasional akan terus berkembang dengan pesat apabila infrastruktur juga dapat bergerak dengan baik yang saat ini berjalan lambat, karena memerlukan modal yang besar.

Bahkan investor asing yang masuk ke pasar domestik saat ini hanya bermain di pasar uang, pasar modal, obligasi, dan instrumen Bank Indonesia (BI), ke infrastruktur masih belum muncul.

Meski demikian, ia optimis produksi baja Indonesia akan dapat ditingkatkan, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga dapat diekspor ke luar negeri.

Indonesia sendiri untuk memenuhi kebutuhannya baja telah mengimpor sebanyak 3 juta ton per tahun, ujarnya.

Menurut dia, Indonesia akan menjadi negara maju apabila produksi baja bisa ditingkatkan bahkan dapat memenuhi kebutuhan di dalam maupun di luar negeri.

Apabila produksi baja bisa ditingkatkan maka pada 2025 Indonesia akan menjadi negara industri maju ke 12 dan pada 2045 akan menjadi delapan besar dunia melalui pertumbuhan ekonomi tinggi, katanya.

Ia mengatakan, pemerintah harus berupaya mendorong pertumbuhan industri baja itu yang dapat didanai melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN), dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

Pengembangan industri baja sebenarnya tidak sulit, apalagi permintaan dunia juga meningkat. Jadi peluang untuk maju kedepannya sangat besar.

Selain itu, kebutuhan militer seperti tanks, juga kendaraan roda empat maupun dia yang pertumbuhannya naik sebesar 15,59 persen dan kendaraan roda dua 15,36 persen, demikian Ryan.
(H-CS)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011