Kami masih mengejar pria-pria bersenjata itu mencari tempat di mana para sandera mereka disembunyikan.

Manila (ANTARA News/Reuters)- Pria-pria bersenjata di Filipina menculik tiga orang termasuk seorang warga Amerika Serikat dan putranya berusia 14 tahun, Selasa, demikian kata polisi setempat.

Para penculik menyerbu sebuah rumah di tepi pantai pulau Tictabon, dekat kota pelabuhan Zamboanga, Filipina selatan dan menculik tiga wisatawan itu, kata kepala kepolisian kota itu Edwin de Ocampo kepada wartawan.

Pulau itu terletak di daerah selatan negara itu, tempat di mana gerilyawan Muslim aktif.

De Campo mengatakan 14 pria bersenjata dalam dua perahu motor tiba Selasa (pukul 02.00WIB) dan meringkus para penjaga yang tidak bersenjata. Mereka menculik Gerfa Yeatts Lunsmann, 50 tahun, putranya Kevin Eric dan seorang keponakannya Romnick Jackaria, 19 tahun.

"Kami masih mengejar pria-pria bersenjata itu mencari tempat di mana para sandera mereka disembunyikan," kata de Ocampo, dan menambahkan suami wanita itu, berkebangsaan Jerman,telah diberitahu mengenai penculikan itu.

Lunsmann berasal dari Virginia dan sedang berlibur bersama dengan keluarga di pulau itu. Mereka menurut rencana akan pulang pekan ini setelah dua minggu berada di Filipina, kata de Ocampo.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab bagi penculikan itu. Ada sejumlah kelompok gerilyawan Muslim yang beroperasi di daerah itu di mana penculikan itu terjadi, katanya.

Kelompok gerilyawan kecil tetapi militan Abu Sayyaf dan kelompok terbesar Front Pembebasan Islam Moro (MILF) aktif di daerah selatan itu.

Abu Sayyaf yang punya hubungan dengan Al Qaida kini masih menahan enam sandera termasuk seorang warga Malaysia dan seorang India di pulau-pulau Basilan dan Jolo.

Bulan lalu. Amerika Serikat, Kerajaan Inggris dan Australia memperingatkan para warga mereka tidak mengunjungi daerah-daerah Filipina selatan yang rawan, terutama daerah wissta dan lokasi penyelaman di daerah-daerah Basilan, Jolo dan Tawi-tawi, karena ancaman penculikan dan serangan-serangan bom.
(H-RN)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011