Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian Omicron di dalam negeri dengan membatasi pelaku perjalanan dari luar negeri melalui pemberlakuan karantina tanpa terkecuali.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Tangerang, Banten, Kamis, mengatakan antisipasi tersebut dilakukan karena tren penularan COVID-19 varian Omicron di beberapa negara semakin tinggi.
"Ini memang tren global sudah tinggi karena itu kita antisipasi untuk yang datang dari luar negeri dengan membuat karantina," kata Wapres usai Pencanangan Kick Off Ekosistem Global Halal Hub di Tangerang, Banten.
Baca juga: Wapres dorong pembangunan mal pelayanan publik permudah layanan publik
Selain penerapan karantina, lanjutnya, pemeriksaan terhadap para pelaku perjalanan dari luar negeri harus diperketat.
"Tidak ada dispensasi-dispensasi karantina. Ini untuk mencegah melonjaknya seperti di Inggris, Amerika Serikat, India, dan Malaysia," tegasnya.
Selain itu, Wapres meminta pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan (testing, tracing, treatment) kepada masyarakat dilakukan percepatan dan perluasan.
Baca juga: Wapres: Radikalisme harus dicegah bersama
"Testing, tracing, dan treatment itu terus kita lakukan lebih cepat lagi untuk mengetahui lebih banyak yang misalnya terkena," tukasnya.
Penyebaran kasus Omicron di Indonesia diprediksi memuncak mulai Februari hingga awal Maret 2022. Prediksi tersebut muncul karena adanya peningkatan kasus Omicron di berbagai dunia.
"Memang sudah diperkirakan bahwa Februari dan awal Maret 2022 itu akan terjadi peningkatan, melihat perkembangan Omicron di seluruh dunia. Tetapi kami (pemerintah) sudah mengantisipasi supaya kenaikannya tidak eksponensial seperti yang terjadi di beberapa negara," jelasnya.
Baca juga: Wapres ingatkan ulama tidak perlu berlebihan dalam berdakwah
Oleh karena itu, Wapres mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta segera melaksanakan vaksinasi COVID-19, termasuk dosis penguat atau booster.
"Penerapan protokol kesehatan itu terus kita lakukan lebih cepat lagi; kemudian vaksinasinya dipercepat baik yang pertama, kedua, dan booster, terutama lansia (lanjut usia) dan anak-anak," ujar Wapres.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022