"Hal itu menjadi agenda pembahasan para pemimpin dari 18 negara ASEAN dan Asia Timur dalam East Asia Summit yang akan digelar di Bali, 17-19 November 2011," katanya usai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dalam East Asia Summit tersebut para pemimpin negara ASEAN dan Asia Timur akan membahas berbagai isu krusial yang dihadapi banyak negara terutama diprioritaskan pada penanganan persoalan bencana.
"East Asia Summit merupakan pertemuan tingkat tinggi negara ASEAN dan Asia Timur yang akan membicarakan penanganan bencana alam. Selain itu, juga akan membicarakan masalah keamanan pangan untuk memastikan ketersediaan pangan di daerah," katanya.
Ia mengatakan, East Asia Summit merupakan kesempatan untuk bertemu dengan beberapa pemimpin negara dan Indonesia menjadi tuan rumah untuk tahun ini.
Hasil dari kegiatan tersebut, menurut dia, diharapkan menjadi bagian dari kesiapan berbagai negara untuk menghadapi bencana. Dengan demikian, dalam penanganan bencana tidak menghabiskan dana terlalu besar karena langkah antisipasi sudah bisa dilakukan.
"Kesiapan tersebut adalah bagaimana menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk penanganan bencana. Oleh karena itu, setiap negara diminta untuk mematangkan manajemen bencana," katanya.
Sultan mengatakan, kekuatan masyarakat berupa gotong royong membuat cepat penanganan bencanaa alam, baik ketika gempa bumi pada 2006 maupun erupsi Gunung Merapi.
"Masyarakat sangat kuat dalam kebersamaan terutama pada saat terjadi bencana alam. Pemerintah hanya memfasilitasi dan membantu dana, semua pekerjaan dilakukan warga secara gotong royong," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011