Jakarta (ANTARA) - Memperingati Hari Gizi Nasional yang memasuki tahun ke-62, Ajinomoto Indonesia turut serta mencegah stunting dan obesitas lewat kampanye bijak garam.
Lewat kampanye tersebut, Ajinomoto Indonesia mengedukasi masyarakat agar mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan, demikian dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center dikutip Kamis.
Baca juga: Ajinomoto Indonesia sajikan menu "Kachimeshi" di SEA Games ke-31
Baca juga: Pengurangan konsumsi air hingga penerapan Bio-Cycle demi "zero waste"
Garam memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh.
Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. Namun makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lainnya seperti hipertensi.
Selain itu, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah. Badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh.
Oleh karenanya, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Grant Senjaya, Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia mengatakan kampanye bijak garam berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak.
Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar.
Kampanye ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang.
Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok.
Kandungan sodium pada MSG hanya sepertiga dari kandungan sodium pada garam biasa. Sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan.
Pentingnya bijak dalam mengatur asupan garam dapat dilihat dalam laman www.dapurumami.com/page/bijak-garam. Selain informasi mengenai pentingnya diet garam, ada pula tips cara membuat masakan rendah garam tetap enak dan bergizi, rubrik “Tanya Nutri Expert” dan “Jurnal Umami” yang menjadi sarana interaktif berbagi tips, resep, dan berbagai info kuliner“.
Baca juga: Hari Gizi Nasional dan isu pangan lokal di tengah pandemi
Baca juga: Menko PMK dorong seluruh daerah tekan stunting hingga nol kasus
Baca juga: Kemenko PMK: Indonesia butuh kerja keras tekan angka kekerdilan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022