Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat menahan sekitar 800 juta dolar bantuan untuk Pakistan, hampir sepertiga bantuan keamanan senilai 2,7 miliar dolar yang disediakannya tiap tahun untuk Islamabad, tegas Kepala Staf Presiden Barack Obama Minggu.
Hubungan antara dua sekutu utama, selalu rumit, telah memburuk secara drastis sejak komando AS menembak mati pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden pada 2 Mei di kota garisun Pakistan, menaburkan ketidakpercayaan diantara kedua belah pihak, lapor AFP.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memperingatkan bahwa Washington akan memperlambat bantuan militer AS untuk Pakistan jika negara itu tidak mengambil langkah yang tak dirinci untuk membantu Amerika Serikat.
Kini, namnpaknya, hal itu sudah dilakukan, ketika William Daley, Kepala Staf Obama, menegaskan laporan New York Times bahwa pemerintah menunda dan, dalam hal-hal tertentu, membatalkan bantuan militer sekitar 800 juta dolar.
"Mereka telah mengambil sejumlah langkah yang telah memberi kami alasan untuk menghentikan sejumlah bantuan yang kami berikan untuk militer, dan kami sedang mencoba untuk mengerjakannya," kata Daley pada program ABC "Minggu Ini Dengan Christiane Amanpour".
"Inti masalahnya adalah, hubungan kami dengan Pakistan sangatlah rumit," kata Daley.
"Jelas, masih ada perasaan yang sangat menyakitkan yang dirasakan sistem politik di Pakistan berdasarkan serangan yang kami lakukan untuk menangkap Osama bin Laden.
Sesuatu yang presiden sangat rasakan. Kami tidak menyesali hal itu.
"Menjalin hubungan dengan rakyat Pakistan itu sulit, namun hal itu harus diupayakan dengan berjalannya waktu. Namun sampai kami melewati kesulitan-kesulitan ini, kami akan menahan sejumlah uang yang para pembayar pajak Amerika telah komit untuk diberikan."
Bantuan yang dihentikan termasuk sekitar 300 juta dolar sebagai pengganti pengeluaran Pakistan untuk biaya penempatan lebih dari 100.000 tentara sepanjang perbatasan Afghanistan, menurut New York Times, yang menyampaikan berita itu Sabtu.
Sebagai tambahan, kata Times, ratusan juta dolar bantuan pelatihan dan perangkat keras militer juga ditahan.
Langkah tersebut muncul di tengah perdebatan sengit di dalam pemerintahan Obama tentang bagaimana sebaiknya mengubah perilaku salah satu sekutu kontra terorisme paling penting Amerika.
Sementara Pakistan merupakan sekutu krusial dalam perburuan Al-Qaida dan rute pasokan utama untuk perbekalan pasukan AS di Afghanistan, dinas intelijen militer kuatnya telah lama dicurigai berhubungan dengan kelompok-kelompok Muslim radikal.
Sejumlah anggota legislatif AS tetap skeptis pada komitmen Pakistan terhadap upaya-upaya antiterorisme dan memohon Obama agar memutus bantuan.
Pada 23 Juni, Clinton mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat bahwa jika langkah-langkah yang tak diperinci tertentu tidak diambil oleh Pakistan, Amerika Serikat tidak "siap melanjutkan pemberian (bantuan) dengan laju yang kami lakukan sekarang ini."
"Kami mencoba... memainkan orkestra ini sebaik yang kami bisa, dimana kami... memandang ke satu arah dan berbicara kepada mereka yang kami anggap paling bertanggungjawab atas kesulitan-kesulitan yang kami ketahui ada di dalam Pakistan... anda tidak dapat terus melakukan itu," katanya.
Namun Clinton mengulangi pernyataan bahwa Amerika Serikat tidak percaya para pejabat tinggi Pakistan mengetahui bahwa bin Laden tinggal di Abbottabad, berada dekat di utara Islamabad, amat dekat dengan militer.
"Dalam memahami setiap potong informasi yang kami punyai, kami menganggap bahwa jajaran tertinggi pemerintahan pada dasarnya terkejut," katanya.
Washington dengan jelas mengharapkan akan mendapat pengaruh atas Pakistan dengan menahan bantuan militer namun mengkhawatirkan akan merusak lebih jauh hubungannya dengan kekuatan Asia Selatan bersenjata nuklir ini.
Militer Pakistan adalah institusi yang dihormati yang telah lama memainkan peran kunci dalam perpolitikan negara itu dan terlalu sensitif terhadap tuduhan bahwa ia telah tunduk pada Amerika Serikat.
Baru-baru ini Pakistan mengeluarkan lebih dari 100 pelatih pasukan khusus Angkatan Darat AS.
Peralatan yang digunakan para pelatih itu, seperti senapan, tameng tubuh, dan amunisi dan peralatan penjinak bom termasuk diantara peralatan militer yang kini ditahan, menurut The New York Times.
Peralatan lain seperti teropong penglihatan malam hari, radio dan suku cadang helikopter, ditahan karena Pakistan menolak visa bagi para pelatih Amerika yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan tersebut, kata laporan itu.
Hubungan terhalang awal bulan ini ketika Pakistan memperingatkan kerjasama dalam perang melawan Al-Qaida pimpinan AS terancam, ketika Pakistan dengan keras mengecam perwira tinggi militer AS, Laksamana Mike Mullen, karena menganjurkan kemungkinan pihaknya menyetujui pembunuhan wartawan Pakistan, terkait investigasi wartawan tersebut terhadap dinas intelijen Inter-Services Intelligence (ISI) negara itu. (ANT/K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011