Nilai tukar rupiah Senin pagi terhadap dolar AS di pasar spot antarbank di Jakarta turun 10 poin menjadi Rp8.520 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.510.
Analis Valas Harvest International Futures Tony Mariano di Jakarta, Senin mengatakan, secara teknikal pelemahan mata uang rupiah akan mengalami "profit taking" setelah pergerakkannya hampir menembus level Rp8.500.
"Melemahnya rupiah akibat `profit taking` yang dilakukan pelaku pasar setelah rupiah menguat cukup signifikan pada pekan lalu," kata dia.
Meski demikian, tambah dia, pelemahan rupiah lebih dalam akan tertahan oleh positifnya ekspektasi ekonomi Indonesia pada 2011 yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, hal itu akan menjadi sentimen positif pada mata uang rupiah.
"Pertumbuhan ekonomi diasumsikan menjadi 6,6 persen dari sebelumnya 6,4 persen. Kendati ekonomi AS juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif, namun imbal hasil yang diberikan oleh negara berkembang lebih besar, jadi pelaku pasar tetap masih akan masuk ke dalam negara berkembang," katanya.
Ia menambahkan, dengan kondisi negara-negara emerging market yang mempunyai fundamental positif salah satunya Indonesia memicu pelaku pasar asing akan masuk ke pasar investasi sehingga memicu kenaikkan mata uangnya termasuk rupiah.
"Secara teori rupiah akan masih menguat dipicu fundamental kita yang optimis dapat mencatatkan pertumbuhan tahun ini dibanding tahun sebelumnya, sehingga pelaku pasar asing tertarik masuk ke dalam negeri untuk menempatkan dananya," ujar dia.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011