Jenama susu gandum ini dikembangkan saat pandemi oleh Benedict Lim yang memegang kendali penuh seluruh produksi, dari bulir oat hingga menjadi susu.
Pendiri dari CEO Oatside ini mengatakan jenama ini dikembangkan berdasarkan versi susu yang ia sukai sejak dulu, memantik rasa nostalgia.
"Bagi sebagian kita yang tinggal di Asia, seperti dibawa kembali ke kenangan masa kecil, minum minuman ber-malt. Rasa familiar inilah yang membuat konsumsi susu plant-based tidaklah terasa asing," kata Benedict dikutip dari keterangan resmi, Kamis.
Baca juga: Alternatif konsumsi susu bagi penderita intoleransi laktosa
Susu ini diproduksi di Bandung dan diklaim menggunakan air dengan kualitas terbaik, dimana jenama ini punya akses langsung ke sumber mata air alami pegunungan.
"Ucapkan selamat tinggal untuk perasa buatan, pengemulsi, pengawet, dan pewarna buatan," kata dia, menambahkan semua orang bisa mengucapkan setiap kata pada daftar komposisi bahannya.
Karena terbuat dari gandum, susu mengandung beta glukan yang baik untuk kesehatan jantung, mengurangi kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, serta memiliki kandungan lemak jenuh yang rendah.
Lewat susu ini, dia ingin membalikkan anggapan bahwa rasa susu plant-based tak sama lezat dengan susu sapi.
"Oleh sebabnya, kami mengambil pendekatan yang lebih panjang dengan membangun lini produksi sendiri yang dapat memungkinkan kami untuk membuat modifikasi khusus dan kontrol penuh dari proses ekstraksi oats,” terang Benedict Lim.
Dia menjelaskan, produksi susu ini butuh 90 persen lebih sedikit lahan dan air dan memproduksi emisi 70 persen lebih sedikit dibandingkan susu sapi.
"Sejalan dengan misi keberlanjutan kami, OATSIDE memilih bahan-bahan yang bersertifikat Rainforest-Alliance dan menggunakan kemasan papan kertas yang dapat didaur ulang."
Tersedia tiga varian rasa, Barista Blend, Coklat, dan Coklat Hazelnut. Barista Blend punya ciri khas rasa creamy yang memberikan rasa yang kaya bagi kopi dan teh, tetapi masih menjadikan kopi dan teh untuk menjadi sorotan utama. Susu ini juga dapat menciptakan foam indah ketika dipanaskan untuk latte art.
Sementara varian coklat punya rasa dark, rich dan complex varian yang dibuat untuk orang dewasa dan anak-anak. Susu ini tak tidak mengandung perasa buatan, dan memiliki gula yang lebih sedikit dibandingkan mayoritas susu coklat lainnya, tetapi masih mempertahankan rasa yang lezat. Untuk memperoleh rasa yang kompleks, susu ini dibuat dari bahan biji kakao 100 persen campuran Indonesia-Africa yang bersertifikat Rainforest Alliance.
Sementara coklat hazelnut adalah “gianduja” cair yang lembut dengan kandungan dark-roasted hazelnut yang tinggi. Karena kekentalan adalah kunci, varian ini juga tidak mengandung perasa buatan dan sebagai gantinya mengandalkan rasa dari hazelnut berkualitas tinggi dengan dosis pemakaian yang lebih banyak, 100 persen bersertifikat Rainforest-Alliance dan berasal dari Turki.
Baca juga: Pentingnya susu sapi untuk mencegah stunting pada anak
Baca juga: Inagi hadirkan mesin sterilisasi pangan dan susu untuk UMKM Kuliner
Baca juga: Dua resep sehat minuman susu bebas laktosa
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022