Jakarta (ANTARA News) - Hasil penelusuran teknis terhadap sebelas kapal pengangkut beras impor, ternyata baru 83.100 ton beras impor asal Vietnam yang sudah dikirim ke Indonesia dari 110 ribu ton yang diputuskan untuk diimpor oleh pemerintah. Dari siaran pers Departemen Perdagangan yang diterima ANTARA, Selasa malam, disebutkan bahwa pemerintah pada 24 Januari 2006 telah menerima laporan terbaru dari Sucofindo dan Surveyor Indonesia mengenai jumlah total beras import dari Vietnam yang telah masuk ke Indonesia. Sebelumnya dilaporkan bahwa ke sebelas kapal tersebut akan mengangkut sebanyak 83.300 ton beras, namun ternyata hasil penelusuran teknis hanya mendapatkan 83.100 ton. Hal itu terjadi karena Kapal Ayu Permata yang sebelumnya dilaporkan akan mengangkut 8.200 ton, namun ternyata hanya mengangkut 8.000 ton. Kesebelas kapal tersebut; Tien Yen memuat 6.700 ton di pelabuhan Sorong, kapal Vinh Hung memuat 6.00 ton di pelabuhan Kupang, kapal Vinh Thuan memuat 6.000 ton dipelabuhan Lhok Seumawe, kapal Ha Nam memuat 6.100 ton di pelabuhan Kupang, kapal Song Ngan memuat 6.000 ton di pelabuhan Bitung. Kapal Song Duong memuat 14.150 ton di pelabuhan Belawan, kapal Vin Phuoc memuat 10.800 ton di pelabuhan Bitung, kapal My An memuat 7.400 ton di pelabuhan Kupang, kapal My Hung memuat 6.000 ton di pelabuhan Lhok Seumawe. Kapal Ayu Permata memuat 8.000 ton di pelabuhan Belawan dan kapal Song Tien memuat 5.950 ton di pelabuhan Dumai. Kapal-kapal tersebut tiba di pelabuhan tujuan Indonesia antara tanggal 21 Januari s/d 29 Januari 2006. Sebelumnya Departemen Perdagangan pada 9 Januari 2006 telah memberikan beberapa batasan yang harus dipatuhi Bulog dalam melakukan impor beras ini. Beberapa batasan tersebut antara lain jumlah yang dapat diimpor maksimal 110 ribu ton. Selain itu beras yang diimpor merupakan jenis Vietnamese Rice 15 persen broken. Kemudian harus memanfaatkan mekanisme "G to G`, hanya boleh dibongkar di pelabuhan tujuan tertentu dan dalam jumlah tertentu serta dilakukan verifikasi/penelusuran teknis di pelabuhan muat oleh surveyors independen yang ditunjuk. Dan batasan terakhir, beras impor ini ditujukan hanya untuk mengisi stok pemerintah dan dikeluarkan dari gudang Bulog hanya jika diperlukan berdasarkan instruksi pemerintah kepada Bulog.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006