Shanghai (ANTARA) - Pasar saham Asia jatuh ke level terendah dalam lebih dari 14 bulan pada Kamis pagi, karena imbal hasil jangka pendek AS naik ke tertinggi 23 bulan dan dolar menguat setelah ketua Federal Reserve mengisyaratkan rencana untuk terus memperketat kebijakan.

Pada saat yang sama, meningkatnya kekhawatiran investor atas ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina memperburuk kekhawatiran atas pasokan pasar energi yang ketat, menjaga harga minyak tetap tinggi pada level tertinggi multi-tahun.

Dalam kebijakan terbaru pada Rabu (26/1/2022), The Fed mengindikasikan kemungkinan akan menaikkan suku bunga AS pada Maret, seperti yang telah diperkirakan secara luas, dan menegaskan kembali rencana untuk mengakhiri pembelian obligasi bulan itu sebelum meluncurkan pengurangan yang signifikan dalam kepemilikan asetnya.

Tetapi dalam konferensi pers lanjutan, Powell memperingatkan bahwa inflasi tetap di atas tujuan jangka panjang Fed dan masalah rantai pasokan mungkin lebih persisten daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Ada perubahan mencolok dalam hal pernyataan yang relatif dovish dan kemudian konferensi pers yang relatif hawkish," kata David Chao, ahli strategi pasar global Asia Pasifik di Invesco.

"Powell tidak berkomitmen pada ukuran atau frekuensi kenaikan suku bunga dan juga waktu pengurangan neraca. Saya pikir itu memberinya sedikit ruang gerak tentang seberapa cepat dan dengan kecepatan apa dia ingin menormalkan kebijakan moneter di AS ... itu sangat bergantung pada data dan jadi kami tentu saja mengawasi data ekonomi lain yang akan dirilis terutama data inflasi, data ekspektasi inflasi, yang menurut saya dapat memicu pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif."


Baca juga: Saham dan uang Asia stabil, investor bersiap untuk hasil kebijakan Fed


Kekhawatiran bahwa The Fed akan semakin memprioritaskan memerangi inflasi memukul pasar saham, menghapus reli Wall Street.

Saham Asia juga jatuh, dengan indeks MSCI dari pasar regional di luar Jepang jatuh 1,6 persen pada awal perdagangan Kamis di level terendah sejak awal November 2020.

Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) dan saham Australia juga merosot 2,0 persen dan saham unggulan China melemah 0,2 persen.

Di Tokyo, indeks Nikkei tergelincir 1,9 persen, menyentuh titik terendah sejak Desember 2020.

Imbal hasil obligasi 2-tahun AS yang sensitif terhadap kebijakan melonjak di tengah ekspektasi pengetatan Fed, naik ke tertinggi 1,1780 persen dalam perdagangan pagi di Asia, level yang terakhir dicapai pada Februari 2020. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah 10-tahun juga naik dari penutupan Rabu (26/1/2021), naik menjadi 1,8548 persen dari 1,846 persen.

Dolar menguat didukung imbal hasil yang lebih tinggi, mengangkat indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menjadi 96,557.

Yen naik tipis ke 114,57 per dolar, sementara euro melemah ke 1,1230 dolar.


Baca juga: Saham Asia perpanjang kerugian, investor khawatiran konflik Ukraina

Menambah kekhawatiran investor global, Amerika Serikat mengatakan pada Rabu (26/1/2022) bahwa pihaknya telah menetapkan jalur diplomatik untuk mengatasi tuntutan Rusia di Eropa timur, ketika Moskow mengadakan pembicaraan keamanan dengan negara-negara Barat dan mengintensifkan kehadiran militernya di dekat Ukraina dengan latihan baru.

Kekhawatiran atas ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah mengangkat harga minyak mentah di atas 90 dolar AS per barel sehari sebelumnya, level yang terakhir terlihat pada Oktober 2014.

Pada Kamis, patokan global minyak mentah Brent turun 0,2 persen tetapi tetap di bawah 90 dolar AS per barel diperdagangkan di 89,75 dolar AS. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 87,18 dolar AS per barel.

Para pejabat AS mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara penghasil energi utama dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mengenai kemungkinan pengalihan pasokan ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina, meskipun Gedung Putih mengatakan pihaknya menghadapi tantangan dalam menemukan sumber pasokan energi alternatif.


Baca juga: Saham Asia jatuh, investor khawatirkan Ukraina dan kenaikan suku bunga
Baca juga: Saham Asia tergelincir jelang pertemuan Fed, krisis Ukraina jadi fokus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022