Dalam insiden pertama di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, sebuah KA padat penumpang yang sedang bergerak dalam kecepatan penuh keluar dari rel, menewaskan 35 penumpang dan gerbong-gerbong yang ringsek bertumpukan, lapor AFP.
Beberapa saat kemudian, ledakan menghantam sebuah KA lain di negara bagian Assam, India timurlaut, namun polisi tidak bisa menjelaskan apakah ledakan itu disebabkan oleh militan separatis yang aktif di daerah itu.
Sekitar 100 orang cedera dalam masing-masing insiden itu, dan tim penyelamat serta penduduk setempat berusaha menolong orang-orang yang terperangkap dalam gerbong-gerbong tersebut.
K.N. Joshi, petugas medis utama untuk daerah berdekatan Fatehpur, mengatakan, sejumlah korban masih terperangkap di dalam gerbong ketika malam tiba.
Kantor berita India PTI melaporkan, masinis termasuk diantara mereka yang terluka dan KA yang mengangkut sekitar 1.000 orang itu melaju dalam kecepatan hampir penuh 108 kilometer per jam ketika tergelincir.
KA Kalka Mail bergerak dari Howrah, stasiun utama untuk kota wilayah timur Kolkata, menuju ibu kota India, New Delhi, ketika keluar dari rel.
Tim penanganan darurat masih bekerja hingga malam hari untuk mencari korban di dua gerbong. Sejumlah pejabat mengatakan, jumlah kematian mungkin meningkat dan penyelidikan telah mulai dilakukan.
Perdana Menteri Manmohan Singh mengungkapkan "duka mendalam dan terguncang atas hilangnya nyawa" dan berjanji seluruh sumber daya yang ada akan digunakan bagi operasi penyelamatan dan pertolongan, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Keluarga dan kerabat yang khawatir dari para penumpang berkumpul di Howrah dan stasiun-stasiun lain untuk mencari informasi mengenai orang-orang yang mereka cintai.
Dalam insiden di Assam, tidak ada korban tewas yang dilaporkan, namun 20 dari 100 orang yang cedera berada dalam kondisi serius.
KA Guwahati-Puri Express sedang bergerak mendekati Ghograpara, sekitar 70 kilometer dari kota utama Assam, Guwahati, ketika ledakan terjadi.
Dua kelompok terlarang, Front Persatuan Pembebasan Assam (ULFA) dan Front Demokratis Nasional Bodoland (NDFB), beroperasi aktif di kawasan itu, namun penyebab ledakan tersebut belum diketahui.
Baru tiga hari lalu, 38 orang tewas dalam tabrakan antara KA dan sebuah bis yang mengangkut rombongan pesta pernikahan di Uttar Pradesh.
Sistem perkeretaapian India -- yang masih menjadi sarana utama pengangkutan jarak jauh meski mendapat saingan kuat dari perusahaan penerbangan swasta baru -- mengangkut 18,5 juta orang setiap hari.
Kecelakaan terburuk di India terjadi pada 1981 kwetika sebuah KA jatuh ke dalam sungai di negara bagian Bihar, India timur, menewaskan sekitar 800 orang. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011