Ternate (ANTARA News) - Warga memblokir sejumlah ruas jalan di kawasan Mangga Dua dan Ubo-Ubo, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), Minggu malam, untuk melakukan razia terhadap warga Ubo-Ubo yang melintas di kawasan tersebut.

"Kita tetap menggelar razia warga asal Ubo-Ubo yang akan melintas di ruas jalan kawasan Mangga Dua, sebagai balasan atas tindakan brutal warga Ubo-Ubo yang menewaskan seorang warga Mangga Dua,," kata Iswan, salah seorang warga Mangga Dua saat menutup ruas jalan.

Ratusan warga yang melakukan aksi tutup jalan tersebut langsung menahan sejumlah kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintas di kawasan Mangga Dua.

Massa juga membakar ban bekas dan memagari sejumlah ruas jalan dengan batu dan kayu sehingga arus lalu lintas di kawasan tersebut macet total.

Aksi yang dilakukan warga Mangga Dua ini sebagai bentuk kekecewaan pascatewasnya Samsudin (21 tahun), warga Mangga Dua asal Maba Kabupaten Haltim yang ikut menjadi korban tawuran antara kampung Mangga Dua dan Ubo-Ubo pada Minggu dini hari.

Namun, aparat Kepolisian dari Brimob Polda Malut dan Polres Ternate langsung turun ke lokasi guna membuka akses transportasi yang sempat ditutup hampir 2 jam tersebut.

Suasana di dua kelurahan itu kelihatan lengang, namun di beberapa titik yang ada di Kelurahan Ubo-Ubo warga sudah menumpukan batu dan botol-botol bekas sebagai persiapan jika sewaktu-waktu diserang.

Tampak di sejumlah ruas jalan di Kawasan Ubo-Ubo juga ditutup, sehingga tidak ada satupun kendaraan roda dua maupun roda empat yang bisa melintasi kawasan tersebut.

Aparat kepolisian sejak peristiwa itu pecah, hingga Minggu sore kemarin masih tetap bersiaga di perbatasan antara Kelurahan Bastiong dan Kelurahan Ubo-Ubo, karena wilayah itu yang digunakan pihak kelompok Mangga Dua melakukan penyerangan pada Sabtu malam, seminggu sebelumnya.

Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Ternate, Kompol La Ode Proyek, bersama Wakil Wali Kota Ternate, Arifin Djafar, terlihat langsung ke lokasi untuk memantau seluruh anggotanya yang disiagakan di perbatasan kedua kelurahan itu, karena dianggap rawan untuk menjadi pintu masuk dari kelompok Mangga Dua.

La Ode Proyek menegaskan bahwa untuk menciptakan rasa aman di masyarakat, maka sudah menjadi kewajiban aparat kepolisian bertindak sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dengan mengedepankan fungsi penegakan hukum.

"Kita akan terus berjaga-jaga di lokasi ini sampai benar-benar kondusif, oleh karena itu saya menghimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga rasa nyaman dan aman di lingkungan kita masing-masing. Tanpa bantuan masyarakat saya rasa agak sulit kita menciptakan kamtibmas di lingkungan kita," katanya.

Kepolisian masih melakukan penyelidikan di lapangan soal siapa aktor dibalik penyerangan tersebut. Seperti kita ketahui, akibat dari penyerangan itu, seorang warga Kelurahan Mangga Dua ikut menjadi tewas dalam tawuran tersebut, sehingga pihak kepolisian akan segera mengungkap siapa aktor di balik penyerbuan itu.
(T.KR-AF/L002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011