Solo (ANTARA News) - Euforia suksesnya pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Sunan Solo, Sabtu (9/7) masih terasa di kota tempat lahirnya federasi sepak bola Indonesia itu.
Seperti yang dilakukan oleh pendiri komunitas suporter Pasoepati, Mayor Haristanto, di Jalan Slamet Rijadi, Solo, Minggu, bersama dengan suporter yang mirip dengan salah satu bintang sepak bola Brazil, Ronaldikin Taucho.
Mereka berdua datang ke Jalan Slamet Riyadi yang kebetulan ditutup dari kendaraan bermotor (car free day) dengan membawa poster putih kosong yang selanjutnya diletakkan ditengah jalan yang ramai dengan masyarakat.
Datangnya Ronaldikin ternyata menarik perhatian warga. Banyak yang langsung meminta foto bareng dan selanjutnya bersama-sama menuliskan harapan pada pengurus PSSI periode 2011-2015 yang baru saja terbentuk.
"Semoga pengurus PSSI baru bisa secepatnya bekerja demi kesuksesan sepak bola Indonesia," kata salah satu warga Solo, Wahyu sebelum menulis harapannya diposter putih yang telah disiapkan.
Harapan sama juga dikatakan Ronaldikin. PSSI kepengurusan baru mempunyai tanggung jawab besar untuk meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia terutama bagi timnas Merah Putih.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI telah menghasilkan kepengurusan baru. Duet Johar Arifin Hussein-Farid Rahman berhak memimpin federasi sepak bola Indonesia itu dalam empat tahun kedepan.
Keduanya akan didukung sembilan anggota Komite Eksekutif yaitu Tuty Dau, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, La Nyala Mattalitti, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Roberto Rou, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Apriliani.
"Kami akan merangkul semuanya termasuk pengurus yang lama. Kami akan melakukan komunikasi secepatnya," kata Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman.
Menurut dia, saat pemilihan berlangsung pihaknya terus melakukan komunikasi dengan pengurus lama yang salah satunya dengan wakil ketua umum PSSI sebelumnya, Nirwan Darmawan Bakrie.
"Saya janjian untuk ketemu dan akan membahas kelanjutan program-program sebelumnya," kata pria yang juga menjadi Sekjen Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia itu.
Suksesnya pasangan Johar Arifin Hussein-Farid Rahman tidak lepas dari dukungan penuh dari mayoritas pemilik suara atau lebih dikenal dengan Kelompok 78. Kelompok ini sebelumnya mendukung pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro, yang ditolak FIFA.
(T.B016/A011)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011