Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 3.000 dari 12.000 perguruan tinggi (PT) di tanah air belum terakreditasi dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Indonesia.
"Ada 3.000 PT yang belum terakreditasi dari total 12.000 PT se Indonesia," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Prof Dr Djoko Santoso, usai membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa Nasional XII di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.
Menurut dia, sejauh ini sejumlah PT yang dinyatakan belum terakreditasi tidak mempunyai sertifikasi kelayakan sebanyak 3.000 PT sehingga dimungkinkan pengusulan kembali.
"Perbaikan kualitas dosen dan tenaga pengajar sangat dibutuhkan di tiap kampus sebagai salah atau syarat mutlak, termasuk fasilitas dan infrastukturnya," tambah mantan Rektor Institut Teknologi Bandung itu.
Akreditasi adalah suatu bentuk standarisasi yang menjadi keharusan setiap PT di urus di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) .
Sebelumnya, Wakil Rektor UMI Bidang Akademik Syahnur Said mengungkapkan, Setiap perguruan Tinggi harus transparan terhadap akreditasi kampusnya, sehingga mahasiswa baru nantinya menjadi jaminan kualitas bukan hanya mengejar kuantitas mahasiswa.
"Memang UMI belum terakreditasi sepenuhnya, namun sudah mencapai 90 persen. Kita mengupayakan hingga 100 persen sehingga bisa disejajarkan dengan kampus ternama lainya," ujarnya.
Kordinator kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr M Basri Wello mengatakan, Akreditasi penting untuk menjaga mutu dan kelayakan program studi.
Beberapa kasus dapat merugikan alumni seperti saat peneriman Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
"Hanya 347 PTS di wilayah Sulawesi terdaftar resmi, selebihnya masih ilegal, Kalau di Makassar terdata 107 PT swasta sementara lainnya masih proses pengurusan akreditasi," katanya.
(ANT)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2011