Kami akan optimalkan `outlet` yang tersebar di Batam, Pejaten (Jakarta), Malang (Jatim), dan Denpasar (Bali), Yogyakarta, termasuk outlet utama di Jalan Thamrin Jakarta dalam menjual produk batik dan kerajinan melalui sistem bagi hasil.
Jakarta (ANTARA News) - PT Sarinah (Persero) akan mengoptimalkan pendapatan dari sektor ritel yang saat ini masih di bawah sektor perdagangan umum (general trading).
"Sektor perdagangan kami masih mendominasi pendapatan perusahaan sekitar 60 persen, untuk itu ke depannya kami ingin meningkatkan pendapatan dari sektor ritel dan properti," kata Direktur Pengembangan Usaha PT Sarinah (Persero) Jimmy M Rifai Gani di Jakarta, Minggu.
Di sela-sela kegiatan sepeda santai bekerja sama dengan Permata Bank, Jimmy mengatakan kontribusi pendapatan Sarinah sebagai BUMN bidang jasa perdagangan itu masih berasal dari impor minuman beralkohol sekitar 60 persen.
Ia mengatakan secara bertahap impor minuman itu akan dikurangi karena keuntungan (profit) yang didapat tidak terlalu besar.
Jimmy mengatakan, target Sarinah 50 persen pendapatan dari sektor ritel sedangkan sektor perdagangan dan properti masing-masing menyumbang 30 persen dan 20 persen terhadap perusahaan.
Jimmy menambahkan perusahaan bekerja sama dengan mitra usaha yang memasok produk batik dan kerajinan akan mengembangkan usaha ke sejumlah lokasi.
"Kami akan optimalkan `outlet` yang tersebar di Batam, Pejaten (Jakarta), Malang (Jatim), dan Denpasar (Bali), Yogyakarta, termasuk outlet utama di Jalan Thamrin Jakarta dalam menjual produk batik dan kerajinan melalui sistem bagi hasil," ujar dia.
Sedangkan sejumlah lahan yang belum optimal akan dikembangkan untuk hotel, kantor, serta bangunan komersial lainnya, seperti di Bandung, Jabar, yang akan dikembangkan menjadi hotel butik.
"Kajiannya sudah diselesaikan tinggal menunggu persetujuan dari pemegang saham, lahannya nanti akan dikerjasamakan melalui dua opsi kerja sama operasi atau sistem bangun, operasi, transfer (BOT)," ujar dia.
Sedangkan di bidang perdagangan umum, perusahaan tengah mempersiapkan ekspor perdana gaplek (produk olahan singkong) ke China dan Korea sebanyak 5.000 ton pada Agustus 2011, ujar dia.
Menurut Jimmy, gaplek akan diolah menjadi bio-etanol yang kalau di Korea untuk campuran minuman tradisional sedangkan di China sebagai campuran bahan bakar.
"Kebutuhan mereka sebenarnya bisa 100.000 ton namun karena baru tahap awal kami baru sanggupi 5.000 ton yang dipasok dari petani singkong di Cilacap, Jateng," ujar dia.
Sedangkan di sektor properti perusahaan sudah mendapatkan dari Hotel Sari Pan Pacific Thamrin dan Pusat Belanja Sarinah Thamrin yang selama ini menjadi ikon masyarakat Jakarta untuk berbelanja maupun sekedar menikmati kuliner.
"Ke depan kami akan mengubah penampilan Sarinah yang semula sebagai pusat belanja menjadi pusat gaya hidup. Langkah ini ditempuh mengingat persaingan yang semakin tajam dengan hadirnya sejumlah mal dan pusat belanja," ujar dia.
Konsepnya sedang diajukan ke Tim Penilai Akhir (TPA) Pemprov DKI Jakarta.
"Kami menargetkan pada ulang tahun ke-50 pada 17 Agustus 2012 konsep ini sudah dapat diwujudkan," katanya.
Perusahaan juga akan mengembangkan lahan yang belum produktif di Sarinah Thamrin, dari lahan seluas 1,7 hektare, baru terpakai 500 meter persegi, sisanya akan dibangun gedung parkir, kondominium hotel, dan perkantoran, ungkap Jimmy.
(G001)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011