Probolinggo (ANTARA News) - Untuk ketiga kalinya Konser Jazz Gunung kembali digelar di Java Banana Bromo Sukapura, Probolinggo, JawaTimur,Sabtu (9/7) petang.
Sigit Pramono, penggagas Jazz Gunung mengatakan, pergelaran Jazz Gunung 2011 untuk merayakan Gunung Bromo pascaerupsi, sekaligus untuk menggerakkan ekonomi masyarakat yang baru saja terkena musibah.
Pergelaran Jazz Gunung juga dihadiri Mentei Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmi Yahya Zaini. Menteri PDT mengatakan, ada tiga alasan ia mengunjungi Bromo. Pertama,karena ia mengaku sangaat mencintai Bromo. Kedua, juga karena mencintai musik Jazz. Yang ketiga, kunjungannya ke Probolinggo untuk meresmikan budidaya jamur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sigit Pramono menjelaskan, Jazz Gunung digagas atas pertimbangan konsep yang unik yang pernah ada di Indonesia, dan mungkin di duinia. Yakni sebuah pergelaran jazz di gunung dengan ketinggian diatas 2000 meter diatas permukaan laut (dpl)
Jazz Gunung yang digelar di Java Banana Bromo menampilkan, Tohpati Ethnomission, DjadukFerianto, Gle3nFredly, Trie Utami,Maya Hasan, serta Kelompok Perkusi Kramat Madura dengan Host Butet Kertarejasa.
Untuk mengawali pertunjukkan Jazz Gunung , digekar atraksi ritual kesenian tradisional jathilan, dan Reog Ponorono, serta dilakukan Pembukaan Pameran Patung dari pematung perempuan senior Indonesia, Dolorosa Sinaga dengan tema "Natur, Art & Symphony" yang akan berlangsung sehari di Java Banana Gallerry.
Sigit Pamono juga menjelaskan, penyelenggaraan Jazz Gunung dirancang sebagai upaya untuk memberi alternatif untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke Bromo.
Diungkapkan, selama ini Bromo lebih dipromosikan sebagai tempat untuk menikmati panorama matahari terbit yang terindah di dunia.
"Harus diakui sensasi peristiwa matahari terbit memang menjadi pesona utama Bromo yang telah mendunia. Bahkan oleh situs Lonely Planet, Bromo pernah dinilai sebagai wisata gunung terindah ketiga di dunia, setelah Gunung Olympus diYunani, Gunung Elbrus di Rusia, dan urutan keempat Gunung Fuji di Jepang," kata Sigit.
Terlebih, lanjuit Sigit, semenjak erupsi Gunung Bromo yang cukup menyita perhatian beberapa waktu lalu, kini saatnya kebangkitan kembali pariwisata Bromo dengan segala keunikan masyarakat dan lingkungannya,(*)
(KR-MSW/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011