Dumai (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Riau menyatakan musim kering di sana masih terus berlanjut dan menyulut kemunculan titik api yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan di mana-mana.
Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau, Yudhistira Mawaddah via telpon kepada ANTARA di Dumai, Sabtu menguraikan, berdasarkan pengamatan cuaca, di langit Riau bertumbuhan awan sangat minim sehingga potensi turunnya hujan sangat kecil.
"Akibatnya tingkat kekeringan masih tetap tinggi dan sebaiknya masyarakat hati-hati dan jangan melakukan pembakaran hutan dan lahan yang dapat menyulut meningkatnya suhu udara," ujarnya.
Menurut Yudhistira, kebakaran hutan akibat musim kering masih terjadi hampir diseluruh wilayah Riau. "Titik api berdasarkan pantauan satelit cuaca `National Oceanic Atmospheric Agency` (NOAA) masih ada dimana-mana," tuturnya.
Ia menjelaskan, jumlah titik api atau "hotspot" di Riau terpantau ada sekitar 16 yang tersebar di delapan kabupaten meliputi Kabupaten Kampar lima, Rokan Hilir dua, Indragiri Hulu dua, Siak dua, Bengkalis dua, kemudian Indragiri Hilir dan Pelalawan serta Rokan Hulu masing-masing satu titik api.
"Jumlah titik api sangat berkemungkinan akan terus bertambah jika masyarakat terus membakar lahan," kata Yudhistira.
Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kota Dumai, Hadiono mengatakan, sejauh ini pihaknya masih terus berjaga-jaga mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.
"Kita juga terus menggelar sosialisasi terhadap sejumlah masyarakat peduli api melalui lintas sektoral baik kecamatan maupun kelurahan," tuturnya.
Dia menjelaskan, saat ini di Dumai masih terdapat titik kebakaran lahan. Informasi dilapangan, satu titik berada di Kecamatan Medang Kampai dan satu di Kecamatan Sungai Sembilan.
"Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya api, kita menempatkan petugan pemadam dari kelurahan," kata Hadiono.(*)
(T.KR-FZR/Y006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011