Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto mengatakan pihaknya mendanai 17 kontrak riset baru senilai Rp281,46 miliar pada 2021.

"Di tahun 2021 ada 17 kontrak riset baru sesuai dengan prioritas nasional. Road map-nya riset nasional terkait ketahanan pangan, industri 4.0, kesehatan, farmasi, dan beberapa hal yang lain," kata Andin dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.

LPDP juga mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pelaksanaan riset prioritas nasional, terutama yang berkaitan dengan COVID-19. Salah satu riset yang didanai ialah terkait alat tes COVID-19 GeNose.

LPDP juga mendanai riset untuk mobil listrik buatan dalam negeri yang nantinya akan digunakan untuk mengantar dan jemput tamu perlehatan G20 di Indonesia.

Adapun dari 17 kontrak riset baru yang didanai oleh LPDP, sebanyak 11 riset menggunakan skema invitasi dengan total pendanaan Rp78,72 miliar dan 1 kontrak riset menggunakan skema kolaborasi internasional yang didanai sebesar Rp38,32 miliar.

Kemudian, 1 kontrak riset merupakan riset kompetisi senilai Rp902,49 juta dan 4 riset mandatori dengan pendanaan Rp163,5 miliar.

Sejak 2013, LPDP telah mendanai 1.668 riset yang sebagian besar pendanaan dan pengelolaannya dikolaborasikan dengan Kemendikbudristek dan BRIN.

Untuk jumlah tersebut, dana yang telah dikeluarkan oleh pemerintah mencapai Rp1,3 triliun.
"Yang sudah selesai 90 proyek dan yang lain (1.578 penelitian) masih on going. Kebanyakan riset multiyears dari 2 sampai 4 tahun," kata Andin.

Baca juga: LPDP beri beasiswa kepada 29,87 ribu penerima sejak 2013
Baca juga: LPDP kelola Rp99,10 triliun dana abadi sampai akhir 2021
Baca juga: Penerima beasiswa LPDP UI 8.0 gelar Kompetisi Inovasi Usaha 2021

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022