Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan tujuan konsolidasi asuransi-asuransi BUMN agar fokus kepada bisnisnya, sehingga tidak menjual produk yang bukan keahliannya.
Erick Thohir menjelaskan alasan dibentuknya IFG sebagai Holding BUMN asuransi karena sebagai bagian membangun ekosistem yang ada di BUMN. BUMN juga memiliki asuransi-asuransi lain seperti Jasindo, Askrindo dan lain-lain yang ketika dibuka pasar bebas, sebelum hadirnya IFG, namun pada akhirnya yang menjadi masalah adalah mereka berbisnis kanibalisme dengan menjual produk-produk yang bukan keahlian atau expert-nya.
"Pada akhirnya reasuransi kita ke luar negeri lebih mahal, makanya asuransi-asuransi BUMN kita konsolidasikan lagi harus fokus kepada bisnisnya," ujar Erick saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Rabu.
Menteri BUMN juga mengatakan bahwa terkait penuntasan kasus Jiwasraya, negara hadir dan bertanggung jawab untuk membantu para pemegang polis.
Baca juga: IFG Life persiapkan SDM untuk bersaing di industri asuransi jiwa
"Jiwasraya itu milik negara jadi ada payung jelasnya, kalau beberapa asuransi lainnya itu mutual fund, dan mutual fund ini lebih kompleks karena tidak tahu siapa pemiliknya. Dan ini ada kejadian yang sangat besar di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan kasusnya banyak seperti ini," katanya.
Kalau Jiwasraya ini milik negara, lanjut Erick, artinya negara harus hadir, negara harus menyelesaikan bagaimana pemegang polis-polis itu dibantu dalam arti konteks tidak sempurna namun tetap harus diselesaikan.
"Tidak mungkin juga kami meminta 100 persen penggantiannya, seperti tadi disampaikan betul negara hadir dan bertanggung jawab yang mana bisnis daripada asuransi ini adalah bisnis kepercayaan. Kalau bisnis kepercayaan ini tidak dipulihkan lagi, tidak dikembalikan kepercayaannya maka industri asuransi ini akan hancur," ujar Menteri BUMN tersebut.
Baca juga: Jasindo ikut Program Makmur BUMN bangun ekosistem pertanian
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Indonesia Financial Group (IFG), yang merupakan holding BUMN perasuransian dan penjaminan, menjadikan Ping An Insurance sebagai acuan melakukan transformasi pada industri jasa keuangan.
Erick menyatakan Ping An Insurance mampu mengikuti perkembangan zaman yang berdaya saing global karena memiliki tata kelola perusahaan yang profesional, berinovasi terhadap produk keuangan, maupun menerapkan teknologi terbarukan. Tak hanya itu, ia menyebutkan Ping An Insurance juga mampu mendapatkan kepercayaan konsumen sekaligus adaptif dalam digitalisasi serta perubahan perilaku konsumen yang terus mengikuti zaman.
Menurutnya, jika IFG dapat mengimplikasikan berbagai aspek positif pada Ping An Insurance maka IFG menjadi pilar kekuatan ekonomi yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan maupun pemegang saham dan masyarakat luas.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022