Semarang (ANTARA News) - Rencana PT PLN menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dalam waktu dekat ini sangat tidak tepat, karena dalam beberapa bulan terakhir ini beban masyarakat dan dunia usaha sudah sangat berat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Keterangan yang dihimpun dari warga masyarakat dan pengusaha di Semarang, Selasa menyebutkan, jika tarif listrik dinaikkan, masyarakat akan menanggung beban lebih berat, karena komponen biaya listrik memiliki efek berantai terhadap kenanaikan harga barang dan jasa lainnya meski tidak sebesar BBM. "Beban kami masih berat setelah harga BBM naik. Kalau tarif listrik juga dinaikkan, beban itu bertambah berat saja, padahal sebentar lagi anak masuk sekolah, yang berarti butuh tambahan biaya buku dan lainnya," kata Supriyanto (36), pedagang sayuran di Tembalang. Ayah dua anak itu mengaku sempat beralih ke batu bara ketika harga minyak melambung hingga Rp 3.000, per liter untuk menekan pengeluaran rumah tangga. Dengan daya hanya 450 watt, Supriyanto mengatakan, setiap bulan lebih dari Rp 30.000, dikeluarkan untuk bayar listrik, belum termasuk PDAM. Ibu rumah tangga Sri Sugiarti, 39 tahun, juga mengatakan selama ini sudah berusaha berhemat energi degan membatasi menghidupkan televisi. Seluruh bohlam penerangan di dalam rumah juga sudah diganti jenis lampu SL yang jauh hemat energi. "Seperti sudah tidak ada lagi yang bisa ditekan untuk mengurangi konsumsi listrik. Kalau memang PLN mau menaikkan tarif listrik, itu sama saja menambah beban masyarakat kecil yang sudah berat setelah terkena imbas kenaikan harga BBM," ujarnya. Pengusaha Semarang, Darajat Harahap mengatakan, "timing"-nya sangat tidak tepat bila PLN mau menaikkan TDL dalam waktu dekat, karena akan "menghajar" dunia industri yang masih terengah-engah setelah dihantam kenaikan harga BBM. "Jangan hanya melihat satu sisi kepentingan saja. Pikirkan kepentingan yang jauh lebih luas, terutama masyarakat dan dunia industri yang berhubungan dengan lapangan kerja," katanya. Menaikkan TDL dalam waktu dekat, kata Darajat, sama saja menambahkan beban berat kepada dunia usaha yang sebenarnya masih harus berjuang untuk bertahan agar tidak tutup setelah kenaikan harga BBM. "Pilihlah waktu yang tepat untuk menaikkan TDL, tapi bukan dalam waktu dekat ini," kata mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah ini.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006