Jakarta (ANTARA) - Produk digital dari PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, BNI Mobile Banking, mencatatkan pertumbuhan positif dengan jumlah transaksi 434 juta pada 2021, naik 43,4 persen secara tahunan. .
“Product Champion dari layanan digital BNI berikutnya adalah BNI Mobile Banking. Penggunanya telah menembus 10,81 juta dengan pertumbuhan 38,9 persen (yoy). Nilai transaksi telah mencapai Rp615 triliun naik 31,9 persen (yoy),” kata Direktur IT & Operasi BNI YB Hariantono dalam konferensi pers secara daring, Rabu.
Hariantono menuturkan tahun lalu merupakan periode pembuktian BNI dalam melakukan ekspansi bisnis digital, salah satunya Open API yang tercatat telah memiliki 443 jenis layanan dan 4.000 mitra.
Selain melalui Open API, BNI memiliki solusi layanan transaksi yang terintegrasi untuk nasabah bisnis dan institusi, termasuk UMKM, yaitu BNIDirect.
“Karena keandalannya, BNIDirect juga digunakan oleh digital clients seperti e-commerce dan fintech,”ujarnya.
Total klien digital BNIDirect telah mencapai 321, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 198 klien. Adapun total transaksi BNIDirect sepanjang 2021 mencapai 494,3 juta transaksi dengan pertumbuhan 115,3 persen (yoy) dengan nilai transaksi Rp4.615 triliun naik 14,2 persen.
Pada kesempatan yang sama Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan kinerja pembiayaan segmen hijau BNI pada 2021 mencapai Rp172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI.
Baca juga: Lampaui ekspektasi pasar, laba BNI 2021 melonjak capai Rp10,89 triliun
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp117 triliun. Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
“Kinerja pembiayaan hijau yang positif, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” jelas dia.
Lebih lanjut Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan kredit korporasi pada 2021 membukukan pertumbuhan positif akibat kinerja positif di manufacturing, konstruksi, FMCG, transportasi, dan telekomunikasi.
Menurutnya, memasuki tahun 2022 terdapat tiga tema kunci ekonomi yang telah masuk ke dalam antisipasi pelaku industri perbankan. Pertama, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi. Kedua, laju inflasi yang kami perkirakan meningkat pada kisaran 2-4 persen.
Implikasi dari kedua hal tersebut adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik. Selain itu sebagai dampak tapering AS, BNI memproyeksikan suku bunga acuan BI akan naik ke level 3,5-4 persen di tahun ini.
“Namun, BNI telah menetapkan langkah strategis untuk mengoptimalkan dana berbiaya murah (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor-sektor ekonomi unggulan,” sebutnya.
Baca juga: BNI Mobile Banking dan PeduliLindungi segera terintegrasi
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022