Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan membatasi para pengecer dalam membeli bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di daerah itu.

"Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan bahan bakar seperti yang terjadi saat ini," kata Kepala Bidang Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Lampung Selatan, Albert Asmara, di Kalianda, Jumat.

Dia menjelaskan, saat ini telah ada aturan baku bahwa setiap pengecer dibatasi maksimal 100 dirigen per hari dalam membeli bahan bakar di SPBU.

Menurutnya, meskipun stok bahan bakar jenis premium kadang di Lampung Selatan tersendat namun tidak begitu parah seperti di daerah lain.

"Lokasi pembelian pun juga diatur dalam ketentuan tersebut sesuai dengan surat edaran dari PT Pertamina," kata dia.

Kemudian, jika ada warga yang ingin menjadi pengecer harus melengkapi izin dari aparat desa dan melengkapi surat-surat lain dari Diskoperindag terkait perdagangan bahan bakar tersebut.

Dia menjelaskan, selama tahun 2011 pengecer yang membuat surat izin sebanyak 800 orang dengan tujuan pembelian di 18 SPBU se-Lampung Selatan

Sebelumnya, pasokan bahan bakar minyak di sejumlah SPBU di Kabupaten Lampung Selatan masih tersendat sehingga membuat warga kesulitan untuk mendapatkannya.

Berdasarkan pantauan, di sepanjang jalan lintas Sumatera, kelangkaan premium terjadi di SPBU Kecamatan Kalianda dengan memasang plang bertuliskan "Bensin habis".

Kemudian, kelangkaan juga terjadi di SPBU Kecamatan Bakauheni sehingga memasang tulisan yang memberitahu tidak menerima pengisian bahan bakar jenis premium menggunakan jerigen karena memicu SPBU kelangkaan.

Sedangkan di SPBU Kecamatan Penengahan, setiap hari terjadi antrean panjang kendaraan bermotor roda dua atau motor.

Salah satu warga setempat, Misman, mengatakan, beberapa pekan ini memang sering terjadi kelangkaan bahan bakar jenis premium yang merupakan kebutuhan utama warga.

Namun, jika sudah sampai SPBU ternyata bensin habis terpaksa membeli pertamax dengan harga dua kali lipat, karena jika pulang tanpa membawa bahan bakar akan lebih rugi lagi sementara tinggalnya jauh dari SPBU tersebut. (ANT048/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011