Jakarta (ANTARA News) - Petinju kelas terbang Indonesia dari Tim Garuda, Julio Bria, dan petinju putri Australia Claire Ghabriel terpilih sebagai petinju terbaik turnamen tinju amatir Piala Presiden XXI di Stadion Tenis Tertutup Gelora Bung Karno, Jakarta, yang berlangsung sejak 3 Juli dan berakhir Jumat malam.
Dipilihnya Julio Bria ini sempat menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak karena Julio gagal meraih medali emas. Julio mendapat medali perunggu setelah pada pertandingan babak semifinal ditaklukkan petinju Kazakhstan, Kanat Turgunbayev (Kazakhstan). Turgunbayev sendiri pada babak final dikalahkan petinju Jepang Katsuaki Susa dengan angka 30-12.
Ketua Bidang teknik dan Kepelatihan PP Pertina, Ferry Moniaga, menyatakan tidak mengetahui hal itu ketika soal itu ditanyakan kepadanya.
"Maaf saya tidak tahu mengapa Julio terpilih," tutur Ferry.
Di bagian putri petinju kelas ringan Australia, Claire Ghabrial, dipilih menjadi yang terbaik kategori putri. Ghabrial yang meraih medali emas ini tampil memukau dengan pukulan lengkap dan footwork atau pergerakan kaki sangat lincah dan bagus.
Penampilan Ghabrial sangat konsisten sejak babak penyisihan hingga babak final. Karena itulah sudah sepantasnya dia pilih menjadi petinju terbaik bagian putri.
Panitia pemilihan juga memilih petinju kelas menengah putra Rusia, Alexander Klinkov, sebagai petinju favorit putra. Sedangkan petinju favorit putri dipilih Selly Wanimbo (Tim Garuda).
Untuk kategori regu atau tim, Tim Jepang yang meraih tiga medali emas dan tiga perak dipilih sebagai juara umum. Harus diakui para petinju Jepang juga tampil sangat memukau dan tidak mengenal lelah.
Selain itu Tim Jepang juga terlihat sebagai tim yang paling kompak dan tertib di antara para peserta. Setiap petinjunya yang selesai bertanding, menang atau kalah, mereka selalu mendatangi tim pelatih dan ofisial dan memberi hormat.
Para petinju Jepang dan ofisialnya selalu duduk berkumpul bersama mendukung rekan mereka yang sedang bertanding. Mereka juga selalu memberikan dukungan dengan teriakan-teriakan yang wajar. (*)
(ANT-133/I015)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011