Lelang yang dilakukan dalam bentuk aset digital non-fungible tokens (NFTs). Setiap orang yang mendapatkan lelang bisa mengklaim kepemilikan file digital yang dideskripsikan sebagai audio/visual yang bisa dikoleksi, di mana Julian Lennon mendeskripsikannya sebagai memori yang berharga.
Dilansir Reuters, Rabu, dia mengatakan, "Saya merasa sangat beruntung hidup di era di mana inovasi membuat saya bisa berbagi hal personal dari sejarah keluarga Lennon," kata Julian yang juga seorang penulis, penyanyi-penulis lagu dan seniman.
Baca juga: The Beatles rilis trailer film dokumenter "Get Back"
"Lewat koleksi NFT ini, saya bisa memberikan akses eksklusif terhadap benda istimewa yang saya hargai dan jadi peninggalan ayah saya dalam bentuk baru."
NFT memakai blockchain untuk merekam siapa yang punya data digital, seperti foto, video atau teks.
Meski NFT kerap dijual bersama dengan barang secara fisik, sebagai sertifikat digital otentik, memiliki NFT tidak membuat orang tersebut memiliki barang tersebut, bisa dianggap punya NFT adalah memiliki hak digital.
Tapi popularitas NFT tetap meroket, dimana karya seni NFT terjual seharga jutaan dolar.
Pembeli NFT Beatles takkan menerima gitar atau kertas secara fisik. Mereka hanya mendapat unit data blockchain yang mencatat bahwa dompet kripto mereka memiliki NFT yang terhubung ke file digital yang menunjukkan "item" tersebut.
Jadi, untuk catatan "Hey Jude", yang berisi gambar dan corat-coret Paul McCartney, pembeli akan menerima NFT dari gambar yang "jadi hidup dalam cara yang lebih personal lewat narasi audio eksklusif dari Julian Lennon", kata situs lelang tersebut.
Penjualan NFT ini juga meliputi mantel Afghan yang dipakai John Lennon dalam film "Magical Mystery Tour" pada 1967, dan NFT gambar jubah hitam yang dipakai di film "Help!".
Baca juga: Buku komik baru merinci kehidupan Ringo Starr
Baca juga: Ringo Starr rilis buku baru tentang The Beatles berjudul "Lifted"
Baca juga: Paul McCartney & Ringo Starr kenang 20 tahun kematian George Harrison
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022