Batam (ANTARA) - Pembangunan pelabuhan baru Newport dilakukan pemerintah untuk mendukung Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam sebagai hub logistik internasional, sejalan dengan upaya memotong biaya agar bisa lebih berdaya saing.
Kepala Badan Pengusahaan KPBPB Batam Muhammad Rudi mengatakan Pelabuhan Batuampar yang ada saat ini diperkirakan tidak akan mampu menampung lonjakan pelayanan saat Batam menjadi hub logistik, karenanya dibutuhkan pelabuhan yang baru.
"Kapasitas Pelabuhan Batuampar masih hanya 520 ribu teus, kalau sesuai PP No. 41 tahun 2021 Batam menjadi hub logistik, maka dibangun Newport di Sekupang," kata Muhammad Rudi di Batam, Selasa.
Pelabuhan di Batam diharapkan menjadi area kegiatan memindahkan muatan dari satu kapal ke kapal lainnya atau transhipment untuk kebutuhan internasional dan Indonesia, karenanya harus memiliki kapasitas yang besar.
"Hub kontainer akan dihidupkan di Batam, jadi seluruh kontainer di Batam bukan hanya untuk konsumsi warga kota saja. Tapi juga menjadi transhipment, maka itu bisa menjadi pemasukan bagi BP Batam, Pemda dan pemerintah pusat," kata dia.
Pembangunan Newport akan segera dimulai, sesuai dengan keinginan pemerintah pusat. KPBPB Batam segera menyiapkan seluruh kebutuhannya, termasuk mempersiapkan regulasinya.
Ia menyampaikan, berdasarkan tata ruang maka Tanjungpinggir lokasi pembangunan Newport adalah untuk pariwisata, karenanya harus diubah menjadi pelabuhan. Pihaknya akan mengajukan rencana induk sekaligus perubahan tata ruang darat.
Sementara itu, sambil menunggu pembangunan pelabuhan baru selesai, revitalisasi Pelabuhan Batuampar akan terus dilakukan.
Menurut dia, nantinya Pelabuhan Batuampar khusus untuk kontainer nasional, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sedangkan untuk pelabuhan ekspor impor tetap akan dilakukan di dua pelabuhan, sesuai dengan instruksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Batam.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022