Seoul (ANTARA) - Untuk pertama kalinya jumlah kasus harian COVID-19 di Korea Selatan menembus angka 8.000 pada Selasa saat varian Omicron mewabah meski perluasan aturan jarak sosial baru-baru ini mampu memperlambat laju penularan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) mencatat 8.571 kasus baru pada Senin (24/1), mengalahkan rekor sebelumnya 7.850 kasus pada pertengahan Desember.
Rekor baru itu muncul di tengah penyebaran varian Omicron yang sangat menular namun kurang mematikan, yang mendominasi Korsel pekan lalu.
Korsel melanjutkan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat pada Desember selagi jumlah kasus harian memuncak dan sistem kesehatan terancam oleh lonjakan pasien kritis sebelum gelombang Omicron datang.
Kasus harian turun hampir separuhnya menjadi sekitar 4.000 kasus pada Januari ini. Namun angka tersebut mulai merangkak pekan lalu akibat infeksi Omicron dan mencatat level tertinggi kedua pada Sabtu.
Baca juga: Jelang Imlek, Korsel catat rekor tertinggi kedua kasus COVID-19
Lonjakan tersebut memicu kekhawatiran atas kemungkinan gelombang yang lebih besar menjelang liburan Tahun Baru Imlek, ketika puluhan juta orang Korea biasanya bepergian untuk mengunjungi sanak saudara.
Perdana Menteri Kim Boo-kyum pada Senin mengeluarkan pernyataan khusus yang meminta masyarakat agar tidak melakukan perjalanan dan tidak berkumpul selama perayaan Imlek yang dimulai pada Sabtu.
"Ibarat menyiram bahan bakar ke kobaran api jika mobilitas masyarakat tinggi dan saling berkunjung," katanya saat konferensi pers.
Menurut data KDCA, hingga kini Korsel telah melaporkan 733.902 kasus dan 6.540 kematian COVID-19 kendati hampir 95 persen populasi orang dewasa sudah disuntik vaksin COVID-19 lengkap dan lebih dari separuhnya telah mendapatkan vaksin booster.
Sumber: Reuters
Baca juga: Terdapat 199.749 infeksi terobosan COVID-19 di Korsel
Baca juga: Dibayangi Omicron, Korsel akan gunakan pil antivirus Pfizer
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022