Palembang (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terancam batal menggelar pertandingan sepak bola pada SEA Games (SEAG) XXVI tahun 2011, karena Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang diproyeksikan untuk upacara pembukaan dan penutupan.

Wakil Direktur Indonesia SEA Games Organizing Comittee (InaSOC), Muddai Madang, mengatakan di Palembang, Kamis, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring harus disterilkan pada dua minggu sebelum pembukaan SEAG untuk persiapannya.

"Kemungkinan besar pertandingan sepak bola akan digelar di Jakarta, mengingat babak penyisihan sudah harus dimulai sebelum pembukaan SEA Games dilakukan," kata dia.

Dia mengungkapkan, jika stadion itu tetap digunakan akan menghambat persiapan upacara pembukaan karena terdapat ribuan suporter yang menyaksikan pertandingan tersebut.

"Seperti pada umumnya pertandingan sepak bola, tentu akan banyak penonton. Hal ini dikhawatirkan akan merusak setting peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk pembukaan SEA Games itu," ujar dia.

Ia menyatakan pula bahwa keadaan serupa juga akan terjadi pada masa persiapan upacara penutupan yang juga direncanakan digelar di Stadion Jakabaring Palembang itu.

"Pertandingan final biasanya digelar bertepatan dengan hari penutupan, sehingga tidak mungkin lagi untuk melaksanakan pertandingan sepak bola di tempat yang sama," ujar dia pula.

Muddai mengemukakan, muncul wacana pertandingan sepak bola dari babak penyisihan hingga final digelar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

"Awalnya Sumsel memang diproyeksikan untuk menggelar laga final dan semi final sepak bola. Tapi, pada satu sisi harus menyiapkan upacara Opening dan Closing SEA Games juga. Jadi, supaya berhasil maksimal, pastinya Sumsel lebih memilih Opening dan Closing itu," kata dia lagi.

Konsekuensinya adalah ajang Piala AFF U-23 juga terancam batal digelar di Palembang.

"Tapi keputusan ini belum final, kepastiannya akan dibahas pada 26-27 Juli nanti. Tapi yang pasti Sumsel akan lebih memprioritaskan upacara pembukaan dan penutupan SEA Games," kata Muddai pula. (ANT037/B014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011