Jakarta, (ANTARA) - Dubes RI di Arab Saudi Salim Segaf Al-Jufri mengakui bahwa banyaknya calo pemondokan haji di Arab Saudi yang menyebabkan permasalahan haji tidak kunjung selesai.

"Di pondokan itu ada uang triliunan berputar di sana, jadi banyak yang tertarik. Selama sistem belum terbangun, akan tetap banyak calo di sana," kata Dubes yang berkunjung ke kantor LKBN Antara di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sistem penyediaan pemondokan bagi jemaah haji harus dibuat permanen di mana Ketua Tim Verifikasi Haji dari pusat di Jakarta minimal harus dipegang Eselon II, bukan oleh pejabat setingkat Kasubdit.

"Sulit juga mencari siapa yang salah, kebanyakan yang punya rumah menitipkan lagi kepada orang lain untuk disewakan," kata pria yang juga Dubes Kesultanan Oman itu.

Karena itu, jauh lebih baik jika pemerintah saja yang mengumumkan kepada semua pihak yang memiliki rumah di Mekkah agar menawarkan diri, tanpa perlu mencari rumah sendiri.

Ia menegaskan, jika permasalahan pondokan bagi 200 ribu jemaah haji di Mekkah selesai maka selesai pula 80 persen masalah haji.

Dalam kesempatan itu, Salim memuji sudah adanya penandatanganan perjanjian antara Depag dan kontraktor di Saudi soal pembangunan pemondokan bagi 100 ribu jemaah Indonesia di Mekkah.

"Kalau ada kontrak jangka panjang maka amanlah kita, karena seringkali ketika kita sudah mengontrak rumah, tiba-tiba dibatalkan secara sepihak," katanya.

Dengan perjanjian itu pula, pembangunan pondokan bagi jemaah haji RI akan sesuai selera pemerintah RI sendiri dan disesuaikan dengan tradisi rakyat Indonesia.

"Misalnya ada TV untuk penerangan di setiap sudut, ada kamar mandi yang memadai, jangan 20 jemaah satu kamar mandi seperti yang sering terjadi," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009