Beijing (ANTARA) - Cathay Pacific mengalami kerugian senilai 6,1 miliar dolar HK (Rp11,2 triliun) sepanjang tahun 2021 akibat pembatasan penerbangan di Hong Kong terkait pandemi COVID-19.
Maskapai penerbangan Hong Kong itu siap "membakar uang" 1-1,5 miliar dolar HK per bulan mulai Februari mendatang, menurut media penyiaran China yang dipantau dari Beijing, Selasa.
Cathay memperkirakan akan membukukan kerugian tahunan sebesar 5,6-6,1 miliar dolar HK selama 2021, jauh di bawah perkiraan 12 analis yang disurvei oleh Refinitiv.
Saat ini Cathay memperketat kebijakan karantina terhadap para awak kabinnya menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh dua awaknya saat menjalani karantina mandiri di rumah yang memicu terjadinya klaster pertama Omicron di Hong Kong.
Baca juga: Dua mantan awak Cathay dipenjara karena berbohong sepulang dari AS
CEO Cathay Augustus Tang menyebutkan satu sektor yang masih bisa menghasilkan uang, yakni kargo, pada bulan Januari ini mengalami penurunan kapasitas hingga 20 persen, sedangkan sektor penumpang juga berkurang dua 2 persen.
"Kami mengerahkan segala upaya kami untuk memaksimalkan kapasitas angkut sampai situasi membaik dan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk meningkatkan sumber daya awak sehingga memungkinkan kami bisa mengoperasikan sekitar 5 persen tambahan kapasitas penerbangan kargo," ujarnya.
Cathay terpukul oleh pandemi karena telah menghentikan sebagian besar jadwal penerbangan internasional, seperti yang dialami kebanyakan maskapai global.
Sementara itu, kapasitas penumpang Singapore Airlines, kompetitor Cathay, pada bulan Januari diperkirakan sebesar 47 persen dan Februari hanya 45 persen dari kapasitas sebelum pandemi COVID-19.
Baca juga: Pembatasan kargo udara ancam pasokan barang di Hong Kong
Baca juga: Cathay Pacific merugi 21,65 miliar dolar HK selama 2020
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022