karena cerdasnya itu, dia menjadi eksentrik
Jakarta (ANTARA) - Maura Magnalia Madyaratry, putri sulung pasangan artis sekaligus politisi Nurul Arifin dan Mayong Suryo Laksono, yang meninggal dunia pada Selasa pagi ini sempat mengutarakan cita-citanya untuk merilis buku.

Nurul Arifin menjelaskan bahwa buku yang disiapkan putri sulungnya itu berisi tentang penggambaran diri Maura. Menurut Nurul, Maura merupakan sosok yang antimainstream.

"Dia selalu bicara apa yang dikerjakan. Belum dapat penerbit karena bukunya kontroversial," kata Nurul Arifin saat ditemui di rumah duka di Depok, Jawa Barat, Selasa.

Baca juga: Malam hari sebelum meninggal, Maura masih sempat ngobrol dengan ayah

"Dia kan anaknya nyetrik, semalam saja dengerin lagu metal yang ibu belum pernah denger sebelumnya. Menurut dia itu sosial demokrat," lanjut Nurul.

"Dia kan belajar S2 di Sydney University tentang social culture, kebudayaan masa kini yang nerobos segala macam. Dia berminat dengan hal seperti itu," tambah Mayong.

Sementara itu, Lucky yang merupakan salah satu sahabat Maura menambahkan, Maura menuangkan seluruh pengalaman hidupnya dengan jujur di buku tersebut.

"Basically, pengalaman hidupnya dia, baik buruknya, itu sejujurnya diutarakan di situ tanpa berlebihan," kata dia.

Di mata Nurul Arifin sebagai ibu, Maura merupakan anak yang cantik dan sangat cerdas, serta eksentrik.

"Maura anak yang sangat cantik, sangat baik, sangat cerdas. Mungkin karena cerdasnya itu dia menjadi eksentrik," ujar Nurul.

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022