Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah pada Kamis sore di pasar spot antarbank Jakarta terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis sebesar tiga poin.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik tiga poin menjadi Rp8.535 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.538.
Pengamat pasar valuta asing, Farial Anwar, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pergerakan rupiah yang cenderung dalam kisaran terbatas masih dianggap wajar.
"Setelah rupiah berada dalam kisaran 8.520 hingga 8.540 akan tidak agresif lagi dalam pergerakkannya, karena penguatannya akan ditahan oleh Bank Indonesia," katanya.
Selain itu, ia mengemukakan, pelaku pasar juga enggan untuk melepas rupiah karena posisi dolar AS juga sedang dalam kondisi yang tertekan terhadap mata uang lainnya.
Ia mengatakan, melemahnya dolar AS juga dipicu oleh data ekonomi yang negatif, seperti data pengangguran yang meningkat, serta masih belum kondusifnya pertumbuhan ekonomi AS.
"Data pengangguran AS meningkat serta utang AS juga semakin membengkak, hal itu memicu kekawatiran pelaku pasar terhadap dolar AS," ujarnya.
Ia menyatakan, penguatan rupiah juga dipicu oleh masih derasnya dana asing yang masuk ke dalam negeri, hal itu terlihat salah satunya masuk ke pasar saham, Surat Utang Negara (SUN).
Selain itu, pemerintah harus menahan laju derasnya dana asing yang masuk karena itu hanya bersifat sementara atau menciptakan buble, dan dikawatirkan ekonomi dunia akan kembali bergejolak seiring dengan peringkat Portugal yang mengalami penurunan.
"Setelah Yunani sekarang Portugal yang mengalami krisis. Dengan begitu, dana asing pada emerging market yang telah masuk akan keluar dan kembali pada save haven," katanya menambahkan.
(T.KR-ZMF/B012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011