Jakarta, 7/7 (ANTARA) - Dansa berderet atau yang populer disebut line dance ternyata bisa menjadi salah satu cara untuk mempromosikan budaya Indonesia. Demikian disampaikan Triesna Wacik, isteri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (7/7).
Triesna yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Kreatif dan Pelindung The Universal Line Dance (dULD) itu menuturkan, kebudayaan Indonesia bisa dikolaborasikan dengan tarian populer ini. "Kami banyak mengkolaborasikan gerakan-gerakan tari yang diiringi musik-musik daerah seperti lagu Es Lilin dan Bubuy Bulan dari Jawa Barat," ungkapnya.
Line Dance sendiri merupakan tarian yang melibatkan banyak orang dan ditata dengan formasi berderet atau melingkar. Semua penarinya bergerak ke arah yang sama dan melangkah dengan gerakan yang sama sesuai dengan alunan musik . Ini seperti tari poco-poco, tetapi lebih universal, ujarnya saat memberikan keterangan pers Munas ke-I dULD.
Triesna mengatakan, meskipun tarian ini berkesan modern, budaya Nusantara yang diangkat melalui penggunaan lagu-lagu daerah lebih bisa meresap dan dinikmati masyarakat. Line dance juga merupakan bentuk ekspresi budaya, olah raga dan seni yang bisa menambah kesehatan, menghambat kepikunan sekaligus sarana refreshing untuk melepas penat.
Kini, dULD sebagai organisasi yang fokus dalam seni tari tersebut berencana mengadakan Regional Line Dance dan Kompetisi Line Dance Nasional untuk memperebutkan Piala Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. "Kelompok ini juga pernah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara pertama di kompetisi Line Dance se-Asia Pasific tahun lalu. Begitu Bendera Indonesia dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan, kami semua sangat terharu, "ujar Triesna.
Sementara itu, Ketua dULD, Nani Subroto mengatakan, organisasi yang telah memiliki 12 cabang di seluruh Indonesia ini akan mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) pada 13 Juli mendatang. Dalam munas ini akan dibahas mengenai kompetisi antardaerah, ujar Nani sembari berharap Line Dance bisa memasyarakat dan menjadi produk budaya bangsa Indonesia.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011