Kita bisa mencontoh Australia, Turki, dan Malaysia, yang telah sukses menjadikan ibu kota negara yang lama sebagai pusat perekonomian

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta Raya (HIPMI Jaya) Sona Maesana memastikan Jakarta masih menjadi pusat ekonomi meski ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur.

“Kita bisa mencontoh Australia, Turki, dan Malaysia, yang telah sukses menjadikan ibu kota negara yang lama sebagai pusat perekonomian, setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara," kata Sona di Jakarta, Senin, ketika diminta tanggapannya oleh media perihal disahkannya UU IKN dan pemindahan ibu kota negara.

Menurut Sonna, negara-negara tersebut berhasil memisahkan antara kota yang akan dijadikan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian hingga akhirnya dapat fokus melaksanakan pembangunan

Sebelumnya, DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang atau RUU Ibu Kota Negara menjadi undang-undang. Pengesahan ini dilakukan dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-13 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2021-2022.

Sona mendukung dan menyambut baik disahkannya UU Ibu Kota Negara tersebut

Baca juga: Indef dorong ada imbal balik bagi Jakarta setelah IKN pindah

Sona menambahkan, walaupun nanti ibu kota negara pindah diharapkan Jakarta tetap istimewa memiliki kekhususan sebagai pusat perekonomian dan budaya yang akan menjadi simpul dari bangsa Indonesia.

Perpindahan ibu kota negara, kata dia, sama dengan mengurangi beban Jakarta yang menyandang sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian.

Kendati demikian Jakarta sampai saat ini terbukti mampu memikul beban tersebut.

"Karena itu kami pengusaha muda di Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta akan bergandengan tangan untuk mewujudkan Jakarta ke depan sebagai pusat perekonomian, bisnis dan budaya yang akan menjadikan Jakarta sebagai jantung baru untuk masa depan Indonesia," urainya.

Perihal maraknya polemik terkait pemindahan ibu kota negara, Sona dengan bijak menyampaikan, sebagai warga negara yang baik masyarakat diharapkan untuk tidak menyampaikan pernyataan-pernyataan yang bisa menimbulkan perpecahan, yang mengandung unsur SARA.

"Tenaga, pikiran, dan waktu kita sudah habis terkuras menghadapi pandemi COVID-19, yang menjadi musuh kita bersama sampai hari ini, perbedaan pendapat merupakan fitrah manusia tetapi saya berharap mari kita dukung pemerintah dengan bergandengan tangan, untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Sona.

Baca juga: HIPMI Jaya dukung permintaan Presiden agar BUMN berani bersaing
Baca juga: Meski IKN pindah, ekonomi Indonesia masih bertumpu kepada Jakarta

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2022