Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melaksanakan program pengentasan kawasan kumuh di Kota Surakarta, Jawa Tengah, melalui kolaborasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dengan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
“Dalam hal sektor perumahan kami telah melaksanakan program BSPS (di Surakarta) untuk bedah rumah masyarakat yang tidak layak huni agar menjadi layak dan sehat untuk dihuni,” ujar Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Jawa III Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Mochamad Mulya Permana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Mochamad Mulya mengemukakan telah melakukan peninjauan lapangan ke Kawasan Mojo di Kota Surakarta, Jateng, 24 Januari 2022.
Mulya menjelaskan, dalam pelaksanaan program BSPS di Kawasan Mojo ini terbagi dalam dua jenis program yaitu program BSPS Reguler dan program Bantuan Pemeliharaan Perumahan Swadaya (BPPS).
Hal tersebut dilakukan agar tidak hanya mengubah rumah yang tidak layak huni menjadi layak, tetapi juga membuat lingkungan menjadi lebih baik dan menghilangkan kesan kumuh di daerah tersebut.
“Kawasan Mojo ini menjadi tempat pertama pelaksanaan program BPPS. Program ini berbeda dengan program BSPS reguler dimana program BPPS ini terdiri dari pengecatan untuk beberapa bagian yang sudah kusam, perbaikan atap dengan bahan-bahan yang layak pakai, dan juga untuk memperbaiki dinding permanen menjadi lebih layak," terangnya
Berdasarkan data yang ada di Ditjen Perumahan, jumlah pelaksanaan program BSPS reguler pada kawasan Mojo sebanyak 30 unit dengan total bantuan sebanyak Rp 600 juta, dan pelaksanaan program BPPS pada Kawasan Mojo ini sebanyak 68 unit dengan total bantuan sebanyak Rp 200 juta untuk satu kawasan.
Salah seorang penerima bantuan Program BSPS di Kawasan Mojo, Sumarmi mengaku sangat senang sekali, dan terbantu dengan program perumahan tersebut. Rumah tempat tinggalnya yang sebelumnya kondisinya tidak layak kini telah berubah menjadi rumah yang layak huni.
"Dulu rumah saya kondisinya benar-benar nggak layak. Atapnya bocor parah, dindingnya masih memakai kayu yang sudah mulai keropos. Semoga dengan bantuan pemerintah ini rumah saya jadi lebih baik," harapnya.
Sumarni yang kini tinggal bersama anaknya sehari-hari bekerja sebagai pemulung barang rongsok. Setiap hari beliau memulung dengan mengajak anaknya saat usai pulang sekolah.
Rumah yang ditempati Sumarni juga dinilai termasuk dalam kategori tidak layak huni sehingga perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Kami harap pemerintah bisa melanjutkan program ini. Sebab manfaatnya sangat kami rasakan dan rumah tempat tinggal kami kini lebih layak huni dan semoga kawasan tempat tinggal kami menjadi lebih bersih, sehat, dan indah," ujarnya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022