Jakarta, 6/7 (ANTARA) - Pada tanggal 26 Mei 2011, bertempat di lantai 21 Kementerian BUMN, Menteri Negara BUMN,Mustafa Abubakar menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerjasama strategis (strategic collaboration agreement) antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dan Airbus Military. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memperbaharui komitmen antara mitra strategis yang telah mempunyai hubungan sejak lama serta untuk mentransformasi industri dirgantara Indonesia agar mampu berkompetisi di kawasan Asia Pasifik.
Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden Direktur PT DI Budi Santoso, Presiden Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Boyke W. Mukijat dan CEO Airbus Military Domingo Urena Raso.
Menteri Negara BUMN menyatakan, dalam tiga dekade lalu, CASA (saat ini Airbus Military) telah bekerjasama dengan Nurtanio untuk meluncurkan pesawat baru di kala itu, CN235 - yang kemudian sukses menjadi pemimpin pasar di kategorinya.
Kesepakatan dengan Airbus Military hari ini akan membantu PT DI dalam melakukan revitalisasi industri dirgantara dengan adanya kesempatan untuk melakukan pengembangan dan pemutakhiran produk serta dibukanya pasar-pasar baru bersama mitra strategis tersebut.
Budi Santoso menegaskan bahwa pilihan terbaik untuk penguatan kerjasama dengan pihak Airbus Military adalah melalui strategic collaboration, karena sangat sesuai dengan rencana restrukturisasi dan revitalisasi yang saat ini dilakukan di PTDI.
Boyke juga menimpali bahwa PPA telah menunjukkan komitmennya dalam restrukturisasi dan revitalisasi PT DI dengan membantu pendanaan untuk penyelesaian pekerjaan terkontrak PT DI dalam 2 Tahap sejak akhir tahun 2010 lalu, yaitu tahap pertama sebesar Rp 236 milyar serta tahap kedua sebesar Rp 89 milyar.
Demikian pula, telah dilakukan kajian penyelamatan PT DI yang antara lain akan dilakukan pemberian pinjaman dana restrukturisasi dan revitalisasi sebesar Rp 675 miliar untuk mengatasi defisit cash flow PT DI di tahun 2011. Usulan ini telah disampaikan dan telah disetujui oleh Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi BUMN yang terdiri dari unsur-unsur Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian teknis yang menaungi badan usaha bersangkutan (dalam hal ini adalah Kementerian Pertahanan). Proses pencairan dana restrukturisasi dan revitalisasi tersebut, saat ini menunggu persetujuan dari Menteri Keuangan.
Pada tanggal 26 Mei 2011 lalu, PT DI telah diundang dalam Rapat Dengar Pendapat oleh Komisi VI DPR RI yang membahas restrukturisasi PT DI dan pada tanggal 24 Juni 2011, Komisi VI dan XI DPR RI juga telah melakukan Kunker ke PT DI sebagai kelanjutan Rapat Dengar Pendapat tersebut, dengan kesimpulan bahwa DPR mendukung program restrukturisasi PT DI ini (dalam bentuk PMN non cash sebesar Rp 3,8 triliun tahun 2011 dan PMN cash sebesar Rp 2,06 triliun tahun 2012).
Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan lainnya juga telah diberikan. Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar juga telah menyatakan setuju atas rencana kerjasama antara PT Merpati Airlines (MNA) dengan PT DI, dimana MNA akan mengutamakan pesawat produksi PT DI di kelas 20 seater. Dukungan yang sama diharapkan juga dari pasar swasta dalam dan luar negeri.
Selama periode kerjasama, Airbus Military bersama-sama PT PPA akan mendukung PT DI dalam mengoptimalkan proses industri dan efisiensi globalnya secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat membantu memulihkan industri dirgantara Tanah Air.
Domingo Urena Raso, CEO Airbus Military, menambahkan, "Hubungan dirgantara antara Spanyol dengan Airbus Military-nya dan Indonesia dengan PT DI telah terjalin lama dan menguntungkan bagi kedua pihak. Hubungan ini mempunyai prospek masa depan yang positif. Akan tetapi, industri dirgantara global saat ini semakin kompetitif, sehingga setiap pemain di industri ini harus terus memperbaharui dan mengembangkan diri. Airbus Military berkomitmen sepenuhnya untuk mendukung PT DI, agar dapat terus mempertahankan perannya di panggung dunia."
Kerjasama PT DI dengan Airbus Military (dahulu CASA Spanyol) sudah berlangsung sejak PT DI berdiri di tahun 1976. Setelah PT DI berhasil memproduksi C212 di bawah lisensi Spanyol, pada tahun 1979 PT DI melaksanakan rancang bangun dan produksi bersama pesawat CN-235. Sampai saat ini, sudah lebih dari 260 pesawat CN-235 dioperasikan di seluruh dunia. CN-235 terbang perdana tahun 1983 dan masuk pasar tahun 1986. Ke depan, pesawat jenis tersebut masih memiliki prospek pasar yang sangat cerah.
Dalam kesempatan tersebut, juga ditandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PT DI, PT Nusantara Turbin dan Propulsi (PT NTP, anak perusahaan PT DI) dan PT PPA. Tujuan MoU tersebut adalah untuk penggabungan salah satu unit usaha PT DI yang bergerak dalam bidang perawatan dan pemeliharaan pesawat udara dengan PT NTP yang selama ini bergerak di bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) Aircraft Engines dan Industrial Turbines.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Rudi Rusli, Kasubbag Publikasi dan Hubungan Media Massa, mewakili Mahmud Husen,Kepala Biro Umum dan Humas,Kementerian BUMN (hp : 0818-795710)
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011