Tokyo (ANTARA News) - Wapres H Jusuf Kalla dalam hari ke dua lawatannya ke Jepang melakukan temu bisnis dengan sejumlah pengusaha terkemuka Jepang.
ANTARA melaporkan dari Tokyo, Selasa, delegasi RI yang mendampingi Wapres antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Pangestu dan sejumlah pengusaha seperti Surya Paloh dan Dahlan Iskan.
Dari pihak Jepang hadir Presiden Toyo Menka Kaisha, Mahito Kageyama dan Presiden Sumitomo Corp. Motoyuki Oka.
Sampai saat ini pertemuan tertutup tersebut masih berlangsung, namun diperkirakan dalam forum temu bisnis tersebut dibahas berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi ke dua negara, baik antar perusahaan swasta maupun antar pemerintahan termasuk membahas berbagai kendala.
Kendala tersebut, berdasarkan catatan, mengenai masalah pinjaman, pihak Indonesia mengeluhkan rencana kebijakan baru yang akan diberlakukan Jepang untuk menaikkan nilai
commitment fee pinjaman dari satu menjadi tiga persen.
Di sisi lain, Indonesia dan Jepang saat ini sedang membangun Kemitraan melalui skim Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (Economic Partnership Agreement - EPA) yang akan membuka peluang lebih besar bagi pasar komoditas ke dua negara. Selain itu juga berbagai kemudahan lainnya yang pada gilirannya akan membuka lebih banyak lapangan kerja dan program pengentasan kemiskinan.
Kemitraan dalam kerangka EPA antara lain menyangkut kemudahan dalam masalah perdagangan dan investasi seperti prosedur tender, masalah hak cipta, dan persaingan usaha yang fair.
Perundingan putaran ke tiga EPA dijadwalkan dilakukan di Jakarta, 9-l4 Februari 2006 dan diharapkan akhir 2006 naskah kesepakatan tersebut sudah ditandatangani.
Berbagai kendala, seperti masalah keamanan, pungli dan ketidak pastian hukum yang sering dikeluhkan pebisnis atau calon investor asing kemungkinan disinggung dalam pertemuan ini.
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Jusuf Kalla terus berupaya meyakinkan para pebisnis dan investor asing tentang upaya serius yang dilakukan pemerintah RI untuk menciptakan suasana yang kondusif bagai iklim usaha.
Sehari sebelumnya dalam seminar yang diselenggarakan Institut Masalah Internasional Jepang (JIIA), Wapres antara lain menyebutkan usaha yang telah dilakukan pemerintah misalnya dalam pemberantasan pungli.
Hal tersebut dibuktikan dengan sudah banyak pejabat, termasuk gubernur, bupati, bahkan jenderal yang `diseret` ke meja hijau.
Mengenai sejumlah aksi terorisme yang terjadi di Indonesia, Wapres menyebutkan bahwa kadang-kadang orang aing salah persepsi mengenai keadaan di Indonesia.
"Jika bom meletus di Bali atau Poso, bukan berarti seluruh Indonesia tidak aman, karena wilayah Indonesia sangat luas, " tuturnya, seraya menganalogikan bahwa jika ada bom di London, juga bukan berarti seluruh kawasan Eropa tidak aman.
Lagipula menurut Wapres aparat keamanan Indonesia juga sangat serius mengupayakan rasa aman bagi orang asing. "Anda baca sendiri di media-media cetak, banyak anggota teroris yang sudah berhasil ditangkap," tuturnya.
Jusuf Kalla juga mengatakan bahwa dalang pelaku teror adalah orang asing yang memanfaatkan orang-orang yang miskin di Indonesia menjadi suruhan mereka.
Pada hari yang sama, Selasa siang, Jusuf Kalla dijadwalkan akan melakukan kunjungan kehormatan pada PM Jepang Junichiro Koizumi, menerima kunjungan kehormatan Rektor Universitas Soka dan bertemu dengan pimpinan perusahaan raksasa Jepang Mitsui dan Marubeni Corp.
Wapres berada di Jepang dalam rangkaian misi sembilan hari untuk mempromosikan hubungan dagang dan investasi ke Belgia, Finlandia dan Jepang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006