Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Komunitas Eco Enzyme Nusantara Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mengajak warga merawat lingkungan dengan mengelola sampah menggunakan metode "eco enzyme.
"Kerja sama dengan komunitas Eco Enzyme Nusantara ini merupakan bentuk kolaborasi Pemprov DKI dengan masyarakat yang sejalan dengan program KSBB Persampahan, yaitu gerakan bantu sesama yang mempertemukan kolaborator dengan masyarakat terkait dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk mewujudkan Jakarta yang bersih, sehat dan lestari,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Jakpro kembangkan fasilitas pengolahan sampah di wilayah barat Jakarta
Dalam kegiatan yang berlangsung di Taman Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu tersebut, Komunitas Eco Enzyme Nusantara memberikan sosialisasi, demo pembuatan, testimoni, percobaan dan pemberian contoh eco enzyme secara gratis.
Selain itu, warga yang hadir juga bisa belajar di konter edukasi eco enzyme dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
Dalam program kolaborasi ini, katanya, masyarakat dapat berpartisipasi aktif memilah sampah dan mendapat manfaat baik secara ekonomi dan ekologis dari pengolahan sampah tersebut.
Program kolaborasi tersebut juga berjalan berdampingan dengan program-program lain yang diusung Pemprov DKI Jakarta, seperti pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA).
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, hingga 9 November 2021, sebanyak 176 bantuan dengan nilai Rp 2,02 miliar dari 15 kolaborator dengan dua kolaborator berkomitmen direalisasikan KSBB Persampahan.
Adapun rincian jumlah bantuan untuk bank sampah ada 72, bantuan RW mencapai 98, dua bantuan terkait maggot dan empat bantuan terkait pengelolaan limbah minyak jelantah.
“Terima kasih kepada warga DKI dan Komunitas Eco Enzyme Nusantara yang peduli menjaga kebersihan lingkungan. Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa terus berjalan demi terciptanya Jakarta yang lebih bersih dan sehat,” tutur Asep.
Komunitas Eco Enzyme Nusantara berdiri pada 2019 atas kesadaran dan kepedulian yang sama dari pegiat lingkungan hidup atas isu pemanasan global, kondisi pengelolaan sampah, dan polusi lingkungan.
Baca juga: Empat fasilitas tekan 26 juta meter kubik sampah Jakarta
Wakil Ketua Umum II Eco Enzyme Nusantara Paul L. Iskandar menjelaskan bahwa komunitas ini memiliki semangat dalam penyelamatan bumi dari pemanasan global melalui pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme yang memberikan banyak manfaat.
Menurutnya, komunitas eco enzyme terus mengajak masyarakat untuk saling peduli dan berbagi terhadap lingkungan dan bumi.
Dengan relawan dari berbagai kota lebih dari 20 provinsi, komunitas ini terus melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme.
“Kami mengajak warga DKI Jakarta untuk merawat lingkungan dengan eco enzyme sehingga dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Ibu Kota yang akhirnya dapat terwujud Jakarta yang lebih sehat dan bersih," ungkap Paul.
Dia menjelaskan bahwa sampah menjadi persoalan bersama yang juga harus diselesaikan bersama oleh setiap individu dan dimulai dari rumah tangga sebagai salah satu penghasil sampah. Menurutnya, setiap rumah tangga harus memulai memilah sampahnya, yaitu organik dan anorganik.
Sampah anorganik untuk diolah lagi (recycle) sehingga menghasilkan nilai tambah. Sementara itu, sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku eco enzyme.
"Kami bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk secara rutin melakukan sosialisasi serta edukasi pembuatan serta pemanfaatan eco enzyme secara lebih luas, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas umum yang ada di wilayah DKI Jakarta. Eco Enzyme memiliki banyak manfaat dan sebagai salah satu solusi pengolahan sampah organik yang mudah dan murah, sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat," tutur Paul.
Baca juga: Pengolahan sampah Jakarta jadi energi diresmikan
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022