Jakarta (ANTARA News) - Dakwah yang disampaikan KH Zainuddin MZ mudah dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan hingga lapisan akar rumput, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan di Jakarta, Selasa.
"Bangsa Indonesia kehilangan dai besar," kata Amidhan mengomentari meninggalnya KH Zainuddin MZ melalui telepon kepada ANTARA.
Ia mengatakan, almarhum adalah seorang tokoh dakwah yang memiliki ciri khas tersendiri. Ia membangun dirinya melalui dakwahnya yang kritis, mampu mengangkat berbagai persoalan sosial yang tengah aktual.
Cara penyampaiannya pun menarik, tanpa harus vulgar. Ia memahami materi yang disampaikan sehingga berbagai persoalan ilmiah pun dapat dikemukakan secara jernih kepada khalayak luas.
Amidhan memuji cara penyampaian dakwah almarhum KH Zainuddin MZ karena materi dakwahnya mudah dicerna dan dipahami seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, julukan sejuta umat memang pantas disandangnya.
Diakui masuknya almarhum KH Zainuddin MZ ke dalam partai Bintang Rerformasi disayangkan sebagaian orang. Almarhum sempat "tergoda" dengan manisnya politik. Namun bersamaan dengan era reformasi, KH Zainuddin MZ ingin kembali ke "dunia" yang digeluti sebagai dai sejuta umat.
Hal itu terlihat penampilannya di berbagai stasion televisi. Pamornya yang "redup" ketika menjadi politisi kembali bersinar tatkala kembali sebagai dai. Ia memang tak kemana-mana tetapi ada dimana-mana, ujar Amidhan.
Amidhan menduga KH Zainuddin MZ mengalami kelelahan berat. "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," kata Amidhan.
Sementara itu Menteri Agama Suryadharma Ali menyampaikan duka cita dari Bandung atas meninggalnya KH Zainuddin MZ.
Suryadharma Ali, yang saat itu tengah bertarung dalam Mukernas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Bandung, menyebut almarhum KH Zainuddin MZ sangat hangat ketika berada di PPP.
Zainuddin MZ, meninggal dunia pada Selasa sekitar pukul 09.30 WIB. Mantan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta.
Menurut Mahdi, Zainuddin masuk rumah sakit sejak kemarin. "Masuk kemarin malam sepulang dari luar kota," kata dia. Zainuddin, sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit.
"Sampai rumah keluarga langsung bawa ke RSPP karena pingsan," kata Mahdi.
Menurut dia, Zainuddin menderita beberapa penyakit. "Beliau, sakit gula darahnya kambuh, naik. Jantungnya juga kambuh," kata dia.
Hingga akhir hayatnya, Zainuddin masih giat melakukan dakwah di beberapa daerah. Zainuddin yang dilahirkan di Jakarta, 2 Maret 1951 itu meninggal satu orang istri, dan empat orang anak.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011