Palembang (ANTARA) - Tim Arkeolog Kantor Arkeologi Sumatera Selatan melakukan penelusuran ke empat kawasan di Kota Palembang untuk mencari nisan kuno lain yang ditemukan dari aktivitas penggalian untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di wilayah Pasar 16 Ilir.
Arkeolog Kantor Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati di Palembang, Sabtu mengatakan, penelusuran itu dilakukan di kawasan yang meliputi Kecamatan Gandus, Jakabaring, OPI dan Mata Merah Kecamatan Kalidoni, Palembang.
Arkeolog menyakini dimungkinkan ada nisan yang terbawa bersama pembuangan tanah galian IPAL tersebut sebagaimana yang mereka temukan sebelumnya.
Baca juga: Kantor Arkeologi Sumsel rekomendasikan 6 nisan kuno dikonservasi
"Keempat kawasan tersebut diketahui merupakan tempat dibuangnya tanah-tanah galian IPAL dari wilayah Pasar 16 Ilir," kata dia.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya dua dari enam nisan kuno yang berasal dari kawasan Pasar 16 Ilir tersebut ditemukan dilokasi pembuangan tanah bekas galiannya, yaitu di Tanjung Bakia, Tanjung Barangan, Palembang pada Rabu (19/1) malam. Sehingga temuan itu menjadi rujukan tim arkeolog melakukan penelusuran tersebut.
"Sebagai langkah kami selanjutnya. Kami membagi tim peneliti untuk menelusuri kawasan berbeda, tempat dibuangnya tanah galian IPAL itu. Rencananya kemarin mau kesana, tapi karena ada kendala, maka baru mulai dilakukan pekan depan," kata dia.
Baca juga: Arkeolog bakal teliti batu nisan diduga makam kuno di Palembang
Adapun sebelumnya Kepala Kantor Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andifani mengatakan, timnya sudah menyelesaikan penelitian awal terhadap enam buah batu nisan kuno dari kawasan Pasar 16 Ilir tersebut.
Hasilnya menjadi rekomendasi kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang untuk melakukan tindakan konservasi lebih lanjut terhadap enam buah batu nisan kuno tersebut sebab mengandung unsur sejarah sebagai benda cagar budaya.
Berdasarkan penelitian tahap pertama dan kajian literasi sejarah Palembang, diketahui pemilik enam nisan tersebut merupakan sebuah keluarga tetua muslim dan diduga merupakan keturunan pangeran.
Baca juga: Tolak IPAL di lokasi bersejarah, warga Banda Aceh surati Menteri PUPR
Pengelola Data Arkeologi Inskripsi Arab kantor Arkeologi Sumatera Selatan Naf'an Ratomi mengatakan, inkripsi dari enam nisan tersebut terdiri dari aksara- bahasa Arab dan melayu.
Masing-masing seperti misalnya pada nisan pertama terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror Niaji (nadibah) binti abdu Al aziz falembani atau maka telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji (Nadibah) anak perempuan Abdul Aziz dari Palembang.
Pada nisan kedua terdiri dari lima baris, bertuliskan Faqod intiqol Ila rahmatillah Al malikul abror al marhum Haji abdurrahman raja Ismail atau maka telah berpulang ke rahmatullah raja yang baik Almarhum Haji Abdurrahman Raja Ismail.
Lalu nisan ketiga terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror niaji rosyidah Binti haji abdurrahman raja Ismail Palembang atau telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji Rosyidah anak perempuan Haji Abdurrahman Raja Ismail dari Palembang.
Nisan keempat terdiri dari empat baris Wakana wafatuhu Yaumil isnain ۸ Robi’ul Akhir Sanah ۱۳۲۲ atau Dan adapun wafatnya pada hari Senin, 8 Robiul Akhir Tahun 1322 H.
Nisan kelima terdiri dari enam baris Berpindahlah Kepada rahmatullah Perempuan nama nur’aini Binti haji abdurrahman Kepada dua hari bulan Rabiul awal atau Telah berpulang ke rahmatullah perempuan bernama Nur’aini anak Perempuan Haji Abdurrahman pada Tanggal 2 Bulan Robi’ul Awal.
Kemudian terakhir pada nisan keenam terdiri dari empat baris bertuliskan Hijratun nabi sholla Allahu ‘alaihi wa sallam Wa kana wafatuha khomsatu wa’isrina Al qo’idah Sanatu tsala miatun wa‘asyro Ba’da alpun ۱۳۱۰ atau Dan adapun wafatnya pada 25 Dzulkaidah Tahun 1310 Hijriah.
"Aksara dan bahasa itu menggunakan bahasa arab dan bahasa melayu. Dari enam nisan yang sudah kami temui satu-satunya yang menggunakan bahasa melayu adalah nisan ke-lima, kemudian dari identifikasi ia adalah perempuan," kata dia.
Dimana batu nisan tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja PT Waskita Karya saat mereka melakukan penggalian untuk proyek galian instalasi IPAL dikomplek pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir atau diwilayah sekitar Pasar 16 Ilir Palembang, pada (12/1) dan beredar di grup media sosial whatsapp melalui video penemuan berdurasi 19 detik pada Jumat (14/1).
Kemudian berdasarkan rapat yang difasilitasi Dinas Kebudayaan Palembang dan dihadiri tim arkeolog dan pihak PT Waskita Karya pada Senin (17/1) pagi, disepakati untuk dilakukan pengangkatan kembali pada Senin (17/1) malam.
Hal tersebut dikarenakan nisan-nisan itu telah dikuburkan lagi oleh pekerja Waskita untuk langkah pengamanan dan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dari penggalian ulang di lokasi itu tim tersebut kemudian berhasil mengangkat empat buah batu nisan dan dua nisan lainnya ditemukan di Tanjung Bakia, Tanjung Barangan, Palembang pada Rabu (19/1) malam, lokasi ini merupakan tempat dibuangnya tanah galian proyek IPAL tersebut.
Hingga akhirnya saat ini keenam nisan tersebut disimpan di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022