Jakarta (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel) meminta Indonesia membantu menyelesaikan konflik negara itu dengan Korea Utara (Korut) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kesiapan untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal itu terungkap usai pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Korsel, Yoon Kwan Ung, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin. Dalam pertemuan tersebut, Presiden antara lain didampingi oleh Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono. Menurut Juwono, peran Indonesia yang diharapkan oleh Korsel dalam mengatasi masalah di Semenanjung Korea adalah dengan membantu membuka dialog antara menteri pertahanan Korsel dan Korut. "Yang harus saya bicarakan dengan Pak Menlu (Hassan Wirajuda, red) sekarang adalah usulan Menteri Pertahanan Korea (Korsel, red) agar Indonesia memprakarsai pertemuan antara Menhan Korea Selatan dan Menhan Korea Utara," kata Juwono. "Atas usulan ini, Bapak Presiden (Yudhoyono) menyambut dengan baik. Beliau bersedia memprakarsai lebih lanjut pertemuan menteri pertahanan Korea Selatan dan Korea Utara," tambahnya. Menhan Juwono belum dapat menyebutkan kapan pertemuan Menhan Korsel-Korut yang diprakarsai Indonesia akan terjadi, namun ia menggambarkan bahwa pertemuan tersebut akan terjadi tahun 2006 ini. Pertemuan antara Menteri Pertahanan Korsel dan Korut disebut Juwono sebagai jalur ketiga upaya penyelesaian di Semenanjung Korea. Adapun jalur pertama atau jalur resmi upaya penyelesaian tersebut saat ini dijalankan melalui mekanisme Dialog Enam Negara (Six-party Talk) yang melibatkan Korsel, Korut, AS, Rusia, Cina dan Jepang. Jalur kedua dijalankan melalui hubungan pada tingkat masyarakat kedua Korea, hasilnya antara lain adalah telah terjadinya reuni keluarga-keluarga yang terpisah karena Perang Korea. Sementara itu, Menteri Yoon Kwan Ung menyatakan dalam pertemuannya dengan Presiden Yudhoyono, keduanya membicarakan rencana pertemuan puncak Presiden Yudhoyono-Presiden Korsel, Roh Moon-hyun. "Presiden Korea Selatan dan Presiden Indonesia akan saling berkunjung," katanya. Namun ia belum menyebutkan kapan rencana kunjungan tersebut dilakukan. Kapal Selam Menhan Juwono di Kantor Kepresidenan juga mengungkapkan rencana Indonesia untuk mengadakan alat pertahanan seperti kapal perang, khususnya kapal selam dari Korea Selatan dalam 10 hingga 15 tahun mendatang. Korsel sendiri saat ini tengah menyiapkan industri kapal perangnya, termasuk kapal selam, yang menurut Juwono dalam 10 tahun mendatang sudah bisa dikembangkan. "Jadi itu merupakan suatu alternatif bagi kita untk menjajagi pengadaan alutsista (alat utama sistem pertahanan), mungkin lisensi bersama atau produksi bersama," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006