New Delhi (ANTARA News) - Harga minyak dunia yang terlalu tinggi merusak perekonomian di negara berkembang, kata Raja Saudi Abdullah, Senin. "Dari perspektif kami, saya pribadi merasa bahwa harga minyak saat ini terlalu tinggi," kata Raja tersebut kepada NDTV. "Harga itu merusak negara berkembang yang harus merasakan penderitaan. Harga perlu berada di level yang lebih moderat," katanya menjelang perjalanan empat hari ke India yang dimulai Selasa (24/1). Harga minyak melampaui 69 dolar AS pe barel di perdagangan Asia, Senin, karena berlanjutnya kekhawatiran atas keamanan dan suhu politik di produsen minyak utama Nigeria dan Iran, kata kalangan pedagang. Ketidakstabilan di Nigeria telah mengganggu produksi di negara produsen minyak terbesar di Afrika sedang meningkatnya suhu antar Iran dan negara-negara Barat atas program nuklir Iran juga memberikan andil, kata para pedagang. Iran yang merupakan produsen terbesar kedua minyak mentah di Organisasi Negar aPengekspor Minyak (OPEC), sementara itu meminta OPEC untuk menurunkan total kuota produksi minyak sampai satu juta barel per hari dari April untuk mencegah penurunan harga musiman di kuartal kedua. Abdullah, yang kini sedang melawat ke China, akan mendiskusikan masalah energi dengan pimpinan India selama berada di New Delhi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006