Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak sepuluh negara belajar dari Indonesia mengenai manajemen haji dan ISO 9001 mengingat selama ini Indonesia dinilai berhasil melaksanakan kegiatan tahunan itu.
"Sejumlah negara masih ada yang ingin belajar manajemen haji dari Indonesia," kata Direktur Pengelola Dana Haji Kemenag Achmad Djunaidi kepada pers di Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan usai memberi pembekalan pelatihan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1432 H/2011 M di Asrama Haji Pondok Gede.
Sepuluh negara itu adalah Rusian Iran, Nigeria, China, Turki, Aljazair, Suriah, Yordania, Tunisia serta Ethiopia.
Menurutnya, dimata sejumlah negara Indonesia dinilai memiliki pengalaman luas dan lama dalam mengirimkan calon jamaah haji dan berhasil dengan baik.
Pemerintah Indonesia, katanya, tentu bersedia membagi pengalaman kepada negara yang ingin belajar sehingga mereka juga bisa mengirim calon jamaah hajinya.
Indonesia, katanya, selama ini memang memiliki kuota haji terbesar di dunia sebesar 221 ribu orang, disusul Pakistan 175 ribu orang, India 150 ribu orang, Iran 120 ribu orang danTurki 100 ribu orang.
Sekalipun jumlah kuota terbesar, tambahnya, jumlah daftar tunggu per Mei 2011 mencapai 1,39 juta orang yang rata-rata harus antri enam tahun untuk berangkat haji.
Mengingat tingginya daftar tunggu masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji, pemerintah Indonesia sudah mengajukan usul penambahan kuota untuk 2011.
"Menag sudah mengusulkan tambahan kuota haji 236 ribu dan yang sudah disetujui Pemerintah Saudi 200 ribu," katanya.
Tambahan kuota sebesar itu, kata Djunaidi, lebih diprioritaskan kepada calon jamaah haji yang berusia 60 tahun ke atas.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011