Jakarta (ANTARA News) - Bakrie Telecom akhirnya mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk mulai menawarkan sahamnya pada 26-30 Januari 2006. "Berbekal surat pernyataan efektif tersebut, Bakrie Telecom menyatakan kesiapannya untuk segera menggelar masa penawaran saham mulai 26-30 Januari 2006 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 3 Februari 2006," kata Sekretaris Perusahaan Bakrie Telecom, Nadia Mars, di Jakarta, Senin. Nadia mengatakan, Bakrie Telecom akan melakukan penyesuaian dan memulai masa penawaran saham perdana mulai 26 Januari 2006 di Pasar Festival Kuningan. Sementara itu, Houston Jusuf, dari PT Danatama Makmur selaku penjamin pelaksana emisi, menyatakan optimis saham Bakrie Telecom akan mampu diserap pasar. "Kami yakin saham Bakrie Telecom akan direspon positif oleh masyarakat karena kapitalisasi pasar dan jumlah sahamnya besar, sehingga likuiditas cukup menjanjikan," katanya. Dia menambahkan jumlah pelanggan Esia yang dikelola Bakrie Telecom terus tumbuh secara signifikan. Pada 2006 ini ditargetkan jumlah pelanggan Esia sebanyak 1,6 juta pelanggan. "Untuk mencapai target tersebut perseroan menargetkan belanja investasi pada tahun ini sebesar Rp 1 triliun," ujar Nadia. Dana tersebut di antaranya Rp 750 miliar dari hasil go public Bakrie Telecom dan sisanya Rp 250 miliar dari hasil right issue perusahaan induknya PT Bakrie & Brothers. Seperti diberitakan sebelumnya, Bakrie Telecom akan melepaskan sahamnya ke publik sebanyak 5,5 miliar saham atau sekitar 29,29 persen dari total saham perseroan. Selain itu, Bakrie Telecom juga menerbitkan waran sebanyak 1,1 miliar waran. Harga penawaran perdana saham Bakrie Telecom sebesar Rp 110 per saham dengan harga pelaksanaan waran sebesar Rp135 per saham. Rasio perolehan waran lima banding satu, artinya lima pemegang saham baru berhak mendapat satu waran secara cuma-cuma. Bakrie Telecom akan menggunakan dana hasil go public sebesar 90 persen untuk pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan dan sisanya 10 persen untuk tambahan modal kerja.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006